PANGKALAN BUN/TABENGAN.CO.ID – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) meluas. Kali ini si jago merah mengepung wilayah Pasir Panjang Kecamatan Arut Selatan, di kawasan Pinang Merah dan RT 08 Pasir Panjang, Rabu (13/9).
Kebakaran lahan di Pinang Merah yang terjadi pada pukul 17.30 WIB, hampir mendekati permukiman penduduk. Api dengan cepat merembet karena angin bertiup kencang, hamparan lahan habis dengan cepat dilalap. Kejadian yang sama terjadi di RT 08 Pasir Panjang, api dengan cepat menyambar lahan kosong.
Kepala Desa Pasir Panjang Tamel Otol membenarkan kejadian tersebut. Api bisa dipadamkan oleh Tim Manggala Agni Kalimantan III Pangkalan Bun. Untuk di wilayah RT 08 Pasir Panjang, api berhasil dipadamkan tepat pukul 19.00 WIB.
Menurut Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kobar Martogi, api di wilayah Pinang Merah berasal dari bakaran sampah, yang akhirnya merembet ke mana-mana.
“Kami imbau kepada warga agar berhati-hati, ketika membakar sampah dan ingin meninggalkan lokasi, pastikan api telah padam. Saat ini memasuki musim kemarau yang diiringi dengan angin kencang, sehingga yang awalnya api kecil bisa dengan cepat membesar dan merembet ke mana-mana,” ujar Martogi.
Dalam upaya antisipasi meluasnya kebakaran di Kabupaten Seruyan perbatasan dengan Hutan Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP), Pemkab Kobar menyurati Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk bantuan helikopter water bombing percepatan penanganan kebakaran tersebut.
Penjabat Bupati Kobar Budi Santosa Sudarmadi melalui Plh Sekda Kobar Juni Gultom mengatakan, saat ini kebakaran yang terjadi di wilayah Kabupaten Seruyan hampir mendekati TNTP bagian di wilayah Kobar, tepatnya di Desa Sungai Cabang, Kecamatan Kumai.
“Terhitung mulai tanggal 30 Mei 2023 sampai dengan 10 November 2023, status kebakaran hutan dan lahan di Kobar memasuki siaga darurat karhutla. Kami telah menggelar rapat koordinasi kesiapan menghadapi ancaman/bahaya kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kabupaten Kobar, terutama yang masuk wilayah TNTP,” jelas Juni Gultom, Kamis (14/9).
Menurut Juni Gultom, pemadaman kebakaran di wilayah TNTP perlu bantuan helikopter water bombing, mengingat saat ini pemadaman melalui manual sudah tidak mampu lagi, sehingga pemadaman harus melalui udara.
“Minimal 2 helikopter water bombing bantuan yang kami minta ke BNPB, agar kebakaran di wilayah TNTP tidak makin meluas,” kata Juni Gultom.
Ketika disinggung mengenai data TNTP yang terbakar, untuk wilayah Seruyan mereka telah mendata. Tetapi yang masuk ke wilayah Kobar karena tim masih bekerja, sehingga belum bisa mendata luasan yang terbakar. Saat ini yang utama adalah pemadaman dan api tidak menjalar ke mana-mana.
“Untuk data lahan yang terbakar di wilayah Kobar saat ini mencapai ratusan hektare. Angka tersebut masih di bawah saat kebakaran hutan dan lahan yang terjadi pada tahun 2015. Saat itu akibat karhutla berdampak munculnya kabut asap, tim gabungan baik BPBD, TNI/Polri, Manggala Agni dan relawan saling bahu-membahu dalam penanganan karhutla,” jelasnya.
Karhutla Sukamara Meningkat
Karhutla di Kabupaten Sukamara juga meningkat selama September ini. Total ada 15 karhutla, meningkat dibanding bulan sebelumnya.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukamara Ahmad Fuad Zen menyebut, lokasi kebakaran terjadi di beberapa daerah. Antara lain di Kecamatan Sukamara dan Kecamatan Pantai Lunci.
Jumlah tersebut meningkat dibandingkan Agustus. Pada Agustus, kejadian kebakaran sebanyak 18 kejadian.
“Sedangkan di awal September sudah ada 15 kejadian dengan luasan 28 ha, dan baru saja ada kebakaran di Desa Natai Sedawak,” katanya, Kamis.
Fuad Zen menjelaskan, potensi kebakaran sejalan dengan musim kemarau. Semakin lama kemarau berlangsung, maka potensi karhutla semakin besar.
Sebab, suhu lingkungan akan semakin panas dan mengakibatkan vegetasi atau tumbuhan yang kekurangan air menjadi kering. Titik api yang timbul akan mudah membesar. Kondisi tersebut akan menjadi lebih parah saat angin bertiup kencang. c-uli/c-jt