BUNTOK/TABENGAN.CO.ID – Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) bekerja sama dengan pemerintah daerah di 13 kabupaten dan 1 kota, kembali melaksanakan revitalisasi yang difokuskan pada delapan bahasa, yaitu bahasa Dayak Ngaju, bahasa Maanyan, bahasa Ot Danum, Melayu Kotawaringin, Dayak Siang, Dayak Bakumpai, Dayak Katingan, dan Dayak Sampit. Beberapa bahasa yang telah direvitalisasi tahun lalu, tahun ini direvitalisasi kembali sehingga telah berkelanjutan. Penambahan bahasa-bahasa baru dimaksudkan untuk mengamplifikasi dan mendiversifikasi bahasa dan daerah sasaran. Dengan demikian, dampak yang diharapkan akan menjadi lebih luas.
“Kita semua berusaha semaksimal mungkin agar budaya kita, budaya Dayak, termasuk bahasa-bahasa Dayak, tidak hilang begitu saja, tetapi terlindungi, terlestarikan, agar lebih kuat dan bermanfaat,” ucap Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalteng Muhammad Muis.
Peraturan Daerah Kalteng Nomor 3 Tahun 2022 tentang Pembinaan Bahasa Indonesia dan Pelestarian Bahasa dan Sastra Daerah telah disahkan dan ditandatangani oleh Gubernur pada 5 September 2022. Sebagaimana tanggung jawab pelestarian bahasa dan sastra daerah yang sesungguhnya berada di pundak pemerintah daerah.
Menurut Muis, tahun ini Buntok Kabupaten Barito Selatan (Barsel) menjadi tuan rumah untuk lomba berbahasa Dayak Maanyan. Sementara bahasa Dayak Ngaju dilaksanakan di Palangka Raya, dan bahasa Melayu Kotawaringin dilaksanakan di Pangkalan Bun Kotawaringin Barat. Selain perlombaan, akan ada ekshibisi atau penampilan berbahasa Dayak Bakumpai dari Barito Utara. Melalui Revitalisasi Bahasa Daerah ini, diharapkan eksistensi bahasa daerah dapat kembali bangkit, dan semakin digemari semua generasi, khususnya generasi muda agar semakin bangga menggunakan bahasa daerah.
Sebelumnya, Asisten II bidang Pemkab Barito Selatan Rahmad Nuryadin secara resmi membuka kegiatan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) di Kabupaten Barsel yang juga dihadiri sejumlah penjabat dari 3 kabupaten. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Barsel mengucapkan terima kasih atas kepercayaan Kemdikbud Ristek melalui Balai Bahasa Kalteng untuk menyelenggarakan FTBI Bahasa Dayak Maanyan di Barsel. Pihak Pemkab berharap revitalisasi bahasa daerah terus berlanjut dengan menyasar bahasa lain yang ada di Barsel. Selain itu, Pemkab Barsel juga berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan bahasa daerah melalui program muatan lokal (mulok) di Barsel. Pada kesempatan tersebut juga diserahkan penghargaan kepada Pemkab Barito Selatan, Barito Timur, dan Barito Utara yang telah mendukung program Revitalisasi Bahasa Daerah Tahun 2023.
Penyelenggaran FTBI adalah tindak lanjut dari komitmen Kemdikbud Ristek dalam merevitalisasi Bahasa Daerah khususnya bahasa Dayak Maanyan. Pelaksanaan kegiatan ini merupakan rangkaian akhir dari revitalisasi bahasa daerah tahun 2023. Tahun depan akan dilakukan kegiatan yang sama dengan jumlah bahasa yang lebih variatif. Balai Bahasa berharap dukungan Pmkab Barsel dalam program ini agar bahasa daerah khususnya bahasa Dayak Manyan terus lestari dan tidak punah khususnya bagi penutur-penutur muda. ist





