Yorrys: Ketum Hampir Pasti Jadi Tersangka e-KTP

JAKARTA/tabengan.com – Partai Golkar menggiatkan konsolidasi internal demi menyambut pesta demokrasi selanjutnya dan terkait dugaan keterlibatan Ketua Umum Partai Setya Novanto dalam perkara korupsi pengadaan KTP elektronik (e-KTP).

Ketua DPP Partai Golkar Yorrys Raweyai menuturkan, konsolidasi intens diperlukan sebab muncul dugaan besar Setya akan ditetapkan sebagai tersangka dalam perkara yang merugikan negara Rp2,3 triliun tersebut.

“Memang ketua umum hampir pasti menjadi tersangka dengan kasus ini. Kami harus pahami sekarang sudah pencegahan,” kata Yorrys di Hotel Pura Denpasar, Senin (24/4).

Dua pekan lalu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah meminta Dirjen Imigrasi mengeluarkan surat pencegahan ke luar negeri terhadap Setya, yang berlaku selama 6 bulan. Masa itu dapat diperpanjang tergantung pengembangan kasus. Setya dicegah karena keterangannya atas kasus ini diperlukan dan dinilai penting.

Sebelum dicegah, Setya sudah beberapa kali dimintai keterangan sebagai saksi terhadap dua tersangka yakni Irman dan Sugiharto yang berkasnya kini telah masuk persidangan.

Konsolidasi, kata Yorrys, merupakan upaya menyelamatkan partai. Sebab dalam beberapa bulan mendatang, partai politik harus menyiapkan pasangan calon kepala daerah untuk Pilkada 2018 dan verifikasi faktual parpol. “Itu ditandatangani ketua umum dan sekretaris jenderal, bukan Plt (Pelaksana tugas),” Yorrys menegaskan.

Yorrys enggan menyebut kemungkinan hasil konsolidasi. Namun sejumlah anggota muda Golkar sudah mendesak digelarnya Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub).

Berdasarkan Pasal 33 Bab XV AD/ART Golkar, Munaslub biasanya diselenggarakan apabila partai dalam keadaan terancam atau menghadapi hal ihwal kegentingan yang memaksa.

Setya sebelumnya juga terpilih menjadi ketua umum melalui Munaslub. Perhelatan digelar untuk menyelesaikan dualisme Golkar yang berlangsung lebih dari setahun sejak 2014.

Sementara itu, Juru Bicara Golkar Nurul Arifin memastikan, tidak akan ada Munaslub Golkar. “Semua solid di belakang Ketua Umum Setya Novanto. Jangan menghakimi sebelum ada keputusan apapun,” kata Nurul. d-com/c-ind