Banjir Palangka Raya Tambah Parah

Banjir Palangka Raya Tambah Parah
PENGUNGSI-Tinggi curah hujan mengakibatnya terus naiknya banjir yang melanda beberapa tempat di Kota Palangka Raya TABENGAN/YULIANUS

+17.965 Jiwa Terdampak, 502 Mengungsi 

+ Warga Mulai Terserang Penyakit

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Bencana banjir yang terjadi di Kota Palangka Raya semakin meluas dan terus berdampak ke masyarakat. Berdasarkan laporan dari Pusat Pengendalian Operasi-Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) BPBD Palangka Raya pada Selasa, 12 Maret 2024, tercatat ada 17.965 jiwa yang terdampak banjir.

Adapun wilayah yang mengalami bencana banjir di Kota Palangka Raya tersebar di 4 kecamatan, yakni Pahandut, Jekan Raya, Sabangau dan Bukit Batu. Dari jumlah tersebut, 2.613 rumah terendam air dan memaksa 195 kepala keluarga atau 502 jiwa mengungsi ke posko lapangan (poslap) yang telah didirikan.

Yakni sebanyak 259 jiwa di Poslap Langkai yang berada di SDN 1 Langkai Jalan Ahmad Yani, kemudian 105 jiwa di Poslap Palangka Jalan Mendawai Kompleks Pasar Kahayan, lalu 13 jiwa di Poslap Kameloh Baru, 15 kepala keluarga di Poslap Danau Tundai dan terakhir 192 jiwa di Poslap Marang.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Palangka Raya Heri Fauzi menegaskan, banjir saat ini menyebar di 18 kelurahan dari 4 kecamatan.

Hasil pantauan terakhir, kenaikan tinggi muka air terjadi di 2 sungai, yakni Sungai Kahayan mencapai 80 centimeter dan Sungai Rungan mencapai 60 centimeter.

“Setiap harinya terjadi kenaikan debit di masing-masing kelurahan mulai dari 20 hingga 170 centimeter,” tegasnya, Rabu (13/3).

Ia menuturkan, selain poslap yang digunakan warga mengungsi, pihaknya juga membuka dapur umum untuk memenuhi pangan para pengungsi selama banjir.

“Kita telah berkoordinasi ke Dinkes untuk pemeriksaan kesehatan bagi pengungsi yang ada di tiap poslap,” tuturnya.

Di tengah kepungan banjir yang terjadi, Heri pun mengingatkan kepada masyarakat khususnya orang tua yang memiliki anak agar memperingatkan anaknya tidak bermain air di kawasan banjir.  Mengingat sejauh ini sudah ada 3 korban jiwa yang dilaporkan selama banjir berlangsung.

Sementara itu, Manajer Pusdalops PB BPBD Kota Palangka Raya Balap Sipet menjelaskan, dari 4 kecamatan yang terendam banjir, tertinggi ada di Kecamatan Sabangau, mencapai 1 meter 70 cm, hampir 2 meter. Tepatnya berada di Kelurahan Bereng Bengkel dan Kelurahan Kameloh Baru.

“Untuk antisipasi yang saat ini sudah kita lakukan adalah mengirim pasukan, khususnya pasukan kesehatan untuk membantu warga-warga yang terdampak. Kemudian kita juga sudah siapkan dapur umum dan sudah kita sebarkan sejak pagi tadi,” ungkapnya kepada Tabengan, Rabu  (13/3).

Balap mengatakan, bantuan-bantuan yang disediakan oleh pihaknya memang disebarkan melalui kelurahan-kelurahan yang menyediakan dapur umum dan posko yang ada. Masyarakat yang terdampak ini didominasi anak-anak, ibu hamil dan juga orang tua lanjut usia (lansia).

“Kemudian untuk konsumsi pengungsi sendiri sudah kami sediakan melalui dapur umum dan juga dibantu oleh Tagana dengan menyediakan 200 porsi makanan per hari. Jadi untuk makan pagi, siang dan malam memang sudah disediakan lengkap oleh kami,” jelasnya.

 Mulai Terserang Penyakit

Kemudian untuk keluhan sakit sendiri, jelas Balap, itu sakit yang dialami oleh pengungsi seperti diare, sakit perut, gatal-gatal, tensi naik dan lainnya.

“Dari laporan yang kami terima total di sini ada 29 pasien yang mengalami sakit. Keluhan mereka seperti penyakit, gatal-gatal, flu, demam, batuk-batuk dan juga ada yang tensinya naik akibat banjir,” bebernya.

Kemudian untuk penanganan yang pihaknya lakukan adalah dengan menyediakan tim kesehatan dan juga dibawa ke Puskesmas yang ada.

“Lalu sempat ada ibu-ibu yang kami harus bawa ke Puskesmas karena memang keluhan tidak bisa jalan dan di sini seluruh pasien yang 29 orang tadi semuanya rawat jalan,” tuturnya.

Banjir yang terjadi ini karena memasuki puncak musim hujan Maret-April 2024. Juga meluapnya 2 sungai, yakni Sungai Kahayan dan Sungai Rungan yang ada di Kota Palangka Raya.

“Dari 18 kelurahan yang terendam banjir, terbanyak terjadi di daerah Kecamatan Jekan Raya, akibat meluapnya Sungai Kahayan,” kata Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, Hendrikus Satria Budi melalui Manajer Pusdalops PB BPBD Kota Palangka Raya, Balap Sipet.

Balap menjelaskan, bahwa saat ini total kepala keluarga yang terdampak semakin bertambah akibat debit air yang terus naik.

“Sekarang ada total 5.882 KK yang terdampak, lalu rumah yang tergenang sebanyak 2.613 rumah dan korban jiwa mencapai 5 orang,” ungkap Balap, Rabu (13/3).

Sementara itu, Rusna (46) warga Jalan Mendawai, Kelurahan Palangka Kota Palangka Raya yang rumahnya juga terendam banjir, menuturkan bahwa banjir ini merupakan salah satu yang terparah.

“Terakhir yang parah itu pada tahun 2021 lalu, kemudian tahun ini juga parah sama dengan tahun itu,” katanya sambil naik jukung yang didorong oleh petugas BPBD Kota Palangka Raya.

Wanita berkerudung biru tersebut juga berharap agar banjir ini segera surut dan ia dapat beraktivitas seperti biasanya.

Sementara, Abdul Salam (48) warga Jalan Mendawai yang sembari menenteng TV berjalan di tengah banjir, mengatakan, rumahnya terendam banjir sehingga memilih untuk mengungsi meninggalkan rumahnya.

“Harapan kami semoga banjir yang terjadi ini segera surut, sehingga kami dapat beraktivitas seperti biasa. Apalagi ini di bulan Ramadan kami kesusahan,” katanya. fwa/rmp