-

PT DLU Keberatan Kebijakan Halikinnor Relokasi Pelabuhan Sampit

KEBERATAN-PT DLU Sampit keberatannya wacana Bupati Kotim Halikinnor akan merelokasi aktivitas bongkar muat dari Pelabuhan  Sampit ke Pelabuhan Bagendang. Tampak ilustrasi Pelabuhan Sampit.FOTO ISTIMEWA

SAMPIT/TABENGAN.CO.ID PT Dharma Lautan Utama (DLU) Cabang Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menyampaikan keberatannya dengan wacana Bupati Kotim Halikinnor yang akan melakukan relokasi aktivitas bongkar muat dari Pelabuhan Sampit ke Pelabuhan Bagendang.

Manajer DLU Cabang Sampit Hendrik Sugiharto menyampaikan, jika kapal milik DLU tidak mungkin dalam menjalankan kegiatan operasionalnya 2 kali kegiatan. DLU selain kapal penumpang juga kapal membawa barang yang menjadi satu kesatuan bidang usaha.

“DLU diharapkan dapat menyesuaikan bahwa untuk barang bisa sandar di Pelabuhan Bagendang dan penumpangnya bisa di Pelabuhan Sampit, dan saat dulu juga sudah pernah kami tegaskan karena secara teknik kami tidak mungkin, karena beberapa alasan,” tegasnya, Minggu (1/6).

Ada beberapa poin yang ditegaskan Hendrik. Pertama, Pelabuhan Sampit dan Bagendang adalah pelabuhan dengan case alur sungai yang mana untuk kegiatan harus benar-benar menghitung pasang surut.

Kedua, jarak antara Pelabuhan Bagendang dan Sampit berjarak kurang lebih 10 mill atau 45 menit pelayaran menuju ke dalam. Apabila hal tersebut benar-benar dilaksanakan agar lebih dikaji ulang, karena jelas tidak mungkin DLU melakukan kegiatan 2 kali operasional dan olah gerak kapal karena dari sisi perizinan gerak juga akan kesulitan.

Ketiga, PT DLU sudah turut membantu perkembangan perekonomian Sampit sejak berdiri, dari tahun 1999 hingga sekarang.

“Kami juga sudah menyampaikan apabila DLU masuk ke Pelabuhan Sampit, masyarakat langsung bisa merasa harga lebih murah karena tidak memerlukan lagi biaya estafet bongkar karena lebih dekat dengan pasar. Tetapi apabila aktivitas di Bagendang, harga pokok dipastikan justru akan mengalami kenaikan karena harus estafet bongkar barang di luar kota dengan biaya angkutan dan buruh bongkar dan harga di pasar lebih mahal,” keluhnya.

Terkait wacana dan persoalan tersebut, menurut Hendrik Sugiharto, telah disampaikannya ke Kantor Pusat yang berada di Surabaya. c-may