PALANGKA RAYA/tabengan.com – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalimantan Tengah turun tangan menyikapi munculnya buaya muara di Daerah Aliran Sungai Kahayan, kawasan Pelabuhan Rambang, Kelurahan Pahandut, Kecamatan Pahandut, Palangka Raya.
Dalam hal ini, pihak BKSDA telah menyiapkan jerat guna menyeret buaya ke daratan untuk selanjutnya ditangkap.
“Kita membuat alat jerat terbuat dari tali yang dipasangkan melalui pipa. Gunanya untuk menjerat buaya dan selanjutnya diseret menuju daratan guna ditangkap. Mengingat tenaga buaya lebih besar, maka penangkapan hanya bisa dilakukan di darat,” ucap Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Kalteng Junaedi Slamet Wibowo, Senin (23/7) siang.
Lebih lanjut, pihaknya mengupayakan menangkap buaya tersebut hidup-hidup untuk bisa direlokasi.
“Buaya merupakan hewan yang dilindungi, sehingga akan ditangkap hidup-hidup sebelum nantinya memakan korban jiwa,” terangnya.
Junaedi menerangkan, munculnya buaya muara di kawasan Pelabuhan Rambang diduga karena daerah habitatnya telah mengalami surut dan kekurangan makanan. Sebab ikan mulai turun ke daerah yang masih memiliki air.
“Tidak bisa dipungkiri rusaknya ekosistem juga berpengaruh pada turunnya buaya ke kawasan permukiman. Ditambah adanya keramba masyarakat, sehingga insting mencari makan buaya muncul,” jelasnya.
Ditambahkan, pihaknya belum bisa memastikan buaya tersebut liar atau peliharaan. Informasi terakhir, buaya tersebut tetap muncul, meski ada manusia yang melihatnya.
“Apabila buaya liar, melihat manusia pasti akan langsung menghilang ke dalam air,” jelasnya.
Sementara pantauan terakhir di Pelabuhan Rambang kemarin, buaya muara yang sempat menghebohkan warga belum muncul ke permukaan. Buaya tersebut terakhir kali menampakkan diri Minggu (22/7) sekitar pukul 22.00 WIB. fwa