PALANGKA RAYA/tabengan.co.id – Warga di kawasan Jalan Murjani Gang Suka Damai RT 02, Kelurahan Pahandut, Kecamatan Pahandut, Kota Palangka Raya, dihebohkan dengan penemuan stoples berisikan janin yang sudah membusuk, Kamis (27/9) pagi.
Sebenarnya, toples berbahan kaca dengan diameter 13 sentimeter itu pertama kali ditemukan oleh Burhan, penyandang disabilitas (bisu), pada Rabu (26/9) sore.
Kala itu, sebuah stoples yang dibungkus plastik berwana hitam tampak muncul ke permukaan tanah, tak jauh dari warung. Curiga, saksi dan warga sekitar lalu membuka toples dan tercium bau busuk menyengat. Ketika diperiksa, terdapat gumpalan menyerupai daging.
Khawatir akan pecah, warga pun memindahkan stoples untuk dikubur kembali. Hingga akhirnya Unit Reskrim Polsek Pahandut bergerak untuk melakukan pemeriksaan.
“Berdasarkan informasi dari warga, kita bergerak dan membawa stoples tersebut ke RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya untuk dilakukan penyelidikan,” ucap Kapolres Palangka Raya AKBP Timbul RK Siregar.
Disebutkan, berdasarkan pengamatan dari dokter forensik, benda yang terdapat di dalam stoples dapat dipastikan berupa janin bayi. Hal ini seiring dengan ditemukannya tulang belulang dari dalam stoples.
“Dapat dipastikan janin bayi. Proses penyelidikan masih dilakukan,” tegasnya.
Senada, dokter forensik Ricka Brilianty mengatakan, janin bayi yang ditemukan di dalam stoples diduga baru dibuang dalam 1 minggu terakhir.
Guna pemeriksaan, pihaknya akan melakukan rekonstruksi terhadap tulang yang ditemukan.
“Rekonstruksi tulang kurang lebih 1 minggu. Di situ nantinya dapat dilihat panjang janin, semoga jenis kelamin juga bisa terlihat,” jelasnya.
Sementara, Armayadi warga sekitar mengungkapkan, stoples diduga muncul ke permukaan setelah terjadinya abrasi pada tanah. Kemudian salah satu warga bernama Burhan melihat dan membukanya.
“Saya rasa sudah bertahun-tahun di dalam tanah. Karena plastik yang membungkus stoples sudah lapuk,” katanya saat di lokasi penemuan.
Ditambahkan, kecurigaan stoples telah dipendam bertahun-tahun juga diakibatkan warga sekitar selalu nongkrong di dekat lokasi penemuan baik siang dan malam, sehingga, tidak mungkin apabila ada orang yang sengaja menaruhnya.
“Kalau dulu mungkin iya, karena tanah ini awalnya hutan. Sekarang, seluruh warga kumpul di sini karena ada warung. Tidak mungkin bila berkisar 1 minggu belakangan,” tuturnya lagi. fwa