Aktivitas LGBT di Taman Kota Mulai Menghilang

SAMPIT/tabengan.co.id – Beberapa tahun yang lalu, kawasan Taman Kota dan sekitarnya kerap dijadikan tempat mangkal para waria maupun prostitusi terselubung lainnya, termasuk kaum LGBT. Bahkan sempat popular istilah BBM atau “Banci Belakang Museum”, yang masih di seputaran Taman Kota Sampit. Namun saat ini, aktivitas tersebut tampaknya sudah tidak ditemukan lagi.

Plt Kepala Satpol PP Kotim, Fuad Siddik saat dikonfirmasi, Rabu (21/11) siang, mengungkapkan, dari beberapa kali razia yang mereka lakukan di kawasan Taman Kota Sampit dan sekitarnya, tidak pernah lagi mendapati banci maupun aktivitas LGBT lainnya.

“Terakhir kami razia sekitar malam Minggu kemarin. Tidak ada banci yang terjaring. Yang ada hanya gelandangan, pengemis dan anak punk saja,” terang Fuad saat ditemui di sela-sela rapat paripurna DPRD Kotim.

Disampaikan Fuad, saat razia di beberapa lokasi yang lain pun saat mereka menggelar razia, tidak lagi menemukan waria maupun LGBT.

“Kita tidak tahu apakah memang mereka (waria) ini sudah tidak ada lagi, atau jam (aktivitas) mereka yang berubah sehingga tidak terjaring razia. Kalau dulu memang sering kita lihat waria di sekitar museum dan Taman Kota. Namun sekarang sudah tidak terlihat lagi,” tandasnya.

Sejak maraknya penolakan terhadap aktivitas dan kegiatan LGBT di sejumlah daerah di Indonesia, secara perlahan keberadaan waria maupun aktivitas LGBT juga mulai menghilang. Sudah tidak terlihat lagi aktivitas waria yang kerap mangkal di sekitar Museum Kayu Sampit.

Sebelumnya, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Kotim, Asyikin Arpan mengungkapkan, pihaknya kesulitan untuk menemukan kelompok LGBT untuk dilakukan sosialisasi tentang HIV/AIDS. Kelompok tersebut saat ini lebih tertutup dan cenderung menutup diri dengan orang-orang di luar komunitasnya. c-arb