PANGKALAN BUN/tabengan.co.id – Tingginya intensitas curah hujan, beberapa hari ini, mengakibatkan meluapnya Sungai Arut di Kecamatan Arut Utara (Aruta), Kabupaten Kobar. Warga yang tinggal di bantaran sungai pun mulai mengosongkan rumahnya.
Kepala Puskesmas Aruta H Imanudin mengatakan, meluapnya Sungai Arut di Kecamatan Aruta, berdampak mulai terendamnya rumah-rumah warga yang ada di Kelurahan Pangkut, Kecamatan Aruta.
“Hujan hampir tiap hari dengan intensitas yang sangat tinggi. Warga yang tinggal di bantaran sungai mulai berkemas-kemas barang dan pindah ke yang lebih tinggi. Ada tiga RT, yakni RT 1, 2 dan 3 Kelurahan Pangkut mulai terendam,” kata Imanudin kepada Tabengan, Kamis (6/12).
Menurut Imanudin, jika hujan belum reda, maka banjir akan mengepung Kelurahan Pangkut. Juga desa-desa yang ada di Kecamatan Aruta pasti akan ikut terendam. Karena sebagian besar desa di Aruta terletak di DAS Arut.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kobar Petrus Rinda, membenarkan telah terjadi banjir di beberapa wilayah di Kecamatan Aruta dan Pangkalan Banteng.
“Di Kecamatan Pangkalan Banteng banjir terjadi di Desa Arga Mulya. Akses jalan lingkungan sepanjang lebih kurang 200 meter dari Desa Sungai Hijau tergenang air dengan ketinggian 50 Cm,” kata Petrus ketika dikonfirmasi melalui telepon seluler.
Untuk di Kecamatan Aruta, tambah Petrus, banjir terjadi di RT 1 Kelurahan Pangkut. Ketinggian air di beberapa titik 60 Cm, dan di jalan lingkungan 50 Cm. Jalan lingkungan RT 1 pun tergenang sekitar 20-30 Cm.
“Di Aruta banjir juga terjadi di Desa Nanga Mua. Ketinggian air mencapai 20-40 Cm dan terdampak fasilitas umum seperti jalan lingkungan Desa Nanga Mua,” ungkap Petrus.
Menurut Petrus, banjir terjadi akibat curah hujan yang tinggi sejak Selasa (4/12) dan Rabu (5/12), sehingga mengakibatkan kenaikan debit air. Meski demikian, pantauan BPBD Kobar kondisi tinggi muka air sementara bertahan dan masyarakat pun masih hidup normal, tidak terganggu akibat genangan air.
“Dalam mengatasi beberapa titik banjir, kendala yang kami hadapi adalah jarak yang cukup jauh serta sulitnya komunikasi, sehingga menghambat pemantauan di desa dan kecamatan terdampak banjir,” katanya.
Namun demikian, imbuhnya, BPBD Kobar bersama aparat pemerintah kecamatan, desa, serta TNI dan Polri terus melakukan pemantauan di beberapa titik lokasi terdampak banjir. c-uli