PALANGKA RAYA/tabengan.com – Meninggalnya Ani Safira (11) di perjalanan menuju IGD RSUD Dr Doris Sylvanus Palangka Raya, setelah ditemukan tidak sadarkan diri di kolam renang Kalawa Waterpark, Kamis (25/5) pagi, ditanggapi serius oleh pihak manejemen Kalawa Waterpark.
Kamis malam, sekitar pukul 22.00 WIB, Manajer Kalawa Waterpark, Jaya, menemui Yanto dan Sarmini, orangtua kandung korban di kamar jenazah rumah sakit, untuk menyampaikan keprihatinan atas musibah yang terjadi.
“Kami dari manajemen Kalawa Waterpark menyampaikan turut berduka cita dan keprihatinan kami atas meninggalnya Ani Safira, putri bapak,” kata Jaya.
Yanto yang terlihat sangat shock itu mengatakan mengikhlaskan meninggalnya, Ani, anak sulungnya tersebut. Namun dia memohon bantuan pihak Kalawa Waterpark, karena rencananya Ani akan dimakamkan di Banjarnegara, Jawa Tengah.
Jaya langsung merespon dengan kesediaan membantu pembiayaan pengurusan jenazah Ani, mulai dari tiket perjalanan pulang pergi Palangka Raya-Solo untuk 4 orang keluarga, ambulan dari Solo ke Banjarnegara, hingga biaya pemakaman.
Atas bantuan tersebut, Yanto mengucapkan terima kasih atas bantuan dan perhatian manajemen Kalawa Waterpark yang dinilainya luar biasa.
Sementara, ketika dimintai konfirmasi, Jaya membenarkan bantuan pengurusan jenazah sejak dari Palangka Raya hingga pemakaman di Banjarnegara. “Bantuan ini karena rasa kemanusiaan kita yang prihatin terhadap musibah yang menimpa keluarga Pak Yanto ini,” kata Jaya.
Diterangkan Jaya, Kalawa Waterpark selain memiliki ambulance dan tim medis sendiri juga semua pengunjung yang menggunakan tiket akan diasuransikan. “Manajemen kita profesional kok, terutama dalam keamanan dan keyamanan pengunjung sangat kita jaga,” kata Jaya.
Rencananya, jenazah Ani diberangkatkan dari Palangka Raya menuju Solo Jumat sore, menggunakan pesawat Lion.
Seperti diketahui. Ani Safira, murid Kelas VI SD Bumi Hutan Lestari, Kecamatan Tualan Hulu, Kotim, meninggal di perjalanan menuju rumah sakit setelah sempat berenang di Kalawa Waterpark. Kedatangan mereka ke Kalawa Waterpark untuk liburan perpisahan. Korban datang bersama 28 murid kelas IV, kepala sekolah Sarinah dan wali murid semuanya berjumlah 15 orang.
Penuturan Yanto dan Sarmini, korban tidak pernah ada riwayat penyakit apapun, namun ia membenarkan, kalau korban tidak bisa berenang.
Sementara itu, dokter forensik RSUD Dr Doris Sylvanus dr Ricka kepada wartawan mengatakan, dari hasil visum sementara ada keyakinan diduga korban meninggal karena tenggelam. Namun, lanjutnya, hasil visum tersebut belum bisa dipastikan demikian. dor