Tabengan.com – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan Tengah (disbudpar Kalteng) melalui Museum Balanga Kalteng, berkerjasama dengan Folks of Dayak (FOD), menggelar kegiatan bernuansa lokal atau dayak, untuk memperdalam pengetahuan terkait dengan pesan yang ditinggalkan leluhur, melalui berbagai hal yang sudah diwariskan secara turun temurun. Warisan yang paling mudah diingat dan diketahui adalah senjata khas dayak yang disebut mandau.
Kegiatan kerjasama Museum Balanga Kalteng dengan FOD diawali dengan diskusi tentang alam, pusaka dan dayak. Hari kedua, kegiatan dilanjutkan dengan pameran pusaka khas dayak. Ada berbagai jenis pusaka yang dipamerkan. FOD sendiri menolak apabila kegiatan yang dilaksanakan hanya sebatas pameran, tanpa diskusi. Pihak Museum Balanga Kalteng, setuju dengan adanya diskusi yang dilanjutkan dengan pameran pada hari kedua.
Senjata yang dipamerkan tidak hanya mandau saja. Masyarakat dayak di Kalteng, tidak sebatas mengenal mandau dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari, ataupun melindungi diri dari musuh. Masyarakat dayak di Kalteng memiliki sejumlah senjata tajam yang dikenal dan dipergunakan. Sebut saja dohong, pedang, bahkan sampai keris. Meski demikian, yang paling dikenal baik dan menjadi ciri khas adalah mandau.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalteng Guntur Talajan, mengatakan, pameran yang dilaksanakan Disbudpar Kalteng melalui Museum Balanga Kalteng, bekerjasama dengan FOD memiliki manfaat yang sangat besar. Manfaat yang paling mendasar dari apa yang dipamerkan itu adalah sejarah dan pengetahuan yang diwariskan dari mandau itu sendiri.
Tidak hanya sejarah dan pengetahuan, kata Guntur, senjata tajam khas Kalteng menyimpan histori yang sangat mahal nilainya. Nilai histori inilah yang membuat senjata khas Kalteng menjadi incaran para kolektor, dengan nilai yang sangat fantastis. Karena itulah, mari bersama-sama menjaga dan memelihara apa yang sudah diwariskan oleh nenek moyang kita suku dayak.
“Mandau di Kalteng ada yang memiliki nilai sampai ratusan juta rupiah. Tidak saja bahan dasar mandau itu sendiri, atapun ukiran, bahkan hiasan yang membuatnya mencapai harga demikian. Faktor lain yang membuat mandau semakin mahal adalah sisi sejarah atau histori dari mandau tersebut,” kata Guntur, saat menyampaikan tanggapannya terkait dengan pameran temporer pusaka, Sabtu (2/11) di Museum Balanga Kalteng.
Guntur melanjutkan, berkembangnya zaman mambuat keberadaan mandau memiliki nilai ekonomis dari sisi lain. Para pengrajin mandau di Kalteng ada cukup banyak. Hasil karya yang dibuatpun patut mendapatkan pujian. Bahkan, para penempa mandau ini adalah tetua-tetua yang memahami betul cara pembuatan mandau dengan baik.
Mandau sebagai senjata khas suku dayak, ungkap Guntur, wajib untuk terus dipertahankan dengan baik. Keberadaannya jangan sampai hilang dikikis kemajuan teknologi. Mandau memiliki nilai ekonomis yang besar, karena ditempa dengan bahan dan ukiran yang menggugah siapa saja yang melihatnya. Pemerintah berupaya semaksimal mungkin dalam melakukan promosi apa yang menjadi keunggulan Kalteng.ded