Kalteng Banjir Lagi

TINJAU BANJIR- Bupati Kobar Hj Nurhidayah saat meninjau lokasi banjir di Kelurahan Pangkut, Kecamatan Arut Utara.TABENGAN/YULIANTINI

**449 KK di Aruta Terendam
** 200 KK di Kotim Dilanda Banjir
**Desa di Kapuas Hulu Tergenang
PANGKALAN BUN/tabengan- Bencana banjir datang lagi. Sejumlah daerah di Provinsi Kalimantan Tengah kembali dipusingkan dengan persoalan banjir yang menimpa masyarakat. Di antaranya Kabupaten Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Seruyan dan Kapuas.

Di Kobar, banjir saat ini menerjang Kecamatan Arut Utara (Aruta). Sedikitnya 449 Kepala Keluarga (KK) yang ada di 10 desa dan 1 kelurahan terdampak banjir. Untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak, pemerintah daerah pun langsung menurunkan bantuan.

Senin (19/10), Bupati Kobar Hj Nurhidayah didampingi Sekda Kobar Suyanto bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kobar, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kobar serta Camat Aruta M Iksan turun ke lokasi banjir guna meninjau dan memberikan bantuan.

Bupati bersama rombongan, selain meninjau lokasi banjir yang paling parah di Kelurahan Pangkut, juga meninjau banjir di Desa Sambi dan desa-desa lainnya di wilayah Kobar.

“Banjir yang terjadi di Kecamatan Aruta merupakan banjir yang ketiga kali di tahun ini. Saat ini ada 449 KK yang terdampak. Untuk itu, ibu hadir memberikan semangat kepada masyarakat yang terdampak agar sabar menghadapi ujian ini,” kata Nurhidayah saat meninjau banjir di Kelurahan Pangkut, Kecamatan Aruta.

Selain merendam permukiman warga, banjir juga merendam akses jalan desa, sehingga saat ini untuk menuju beberapa desa di Aruta harus melalui jalur sungai.

Nurhidayah merincikan warga yang terdampak banjir di Kecamatan Aruta. Di Desa Dau 30 KK, Sambi 34 KK, Panahan 30 KK, Riam 30 KK, Pandau 30 KK, Penyombaan 35 KK, Kerabu 35 KK, Sukarame 30 KK, Gandis 35 KK, Desa Nanga Moa 30 KK dan Kelurahan Pangkut 125 KK.

“Ujian ini benar-benar berat, sebab di tengah pandemi Covid-19, masyarakat dihadapi dengan masalah banjir. Namun demikian, percayalah pemerintah daerah tidak akan pernah diam, termasuk bantuan yang kami berikan ini sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat,” ucap Nurhidayah.

Menurutnya, bantuan yang diberikan kepada masyarakat terdampak banjir, selain dari pemerintah juga ada dari pihak perusahaan di wilayah Kecamatan Aruta.

DAS Kapuas Meluap
Tingginya intensitas hujan yang terjadi beberapa hari ini, juga membuat desa-desa di wilayah hulu Kapuas kembali kebanjiran. Meluapnya air Daerah Aliran Sungai (DAS) Kapuas setinggi 1 hingga 1,5 meter mengakibatkan sebagian rumah warga tergenang.

Camat Kapuas Tengah Dodo dan Camat Pasak Telawang Mises, saat dikonfirmasi via telepon, Senin (19/10), mengatakan, pihaknya masih melakukan pendataan terhadap jumlah rumah warga yang sudah terendam, karena sulitnya medan akibat derasnya arus air. Pihaknya juga sudah mempersiapkan lokasi atau tenda-tenda tempat penampungan.

“Saat ini kami masih belum dapat memastikan berapa total rumah warga yang terendam. Saat ini kita juga masih melakukan pendataan. Pada Minggu malam air sebenarnya sempat surut, namun hari ini (Senin) mulai naik lagi,” kata Camat Kapuas Tengah Dodo.

Ditambahkan, laporan sementara yang baru diterima ketinggian dan wilayah saja, seperti Desa Bajuh, Merapit, Pujon Seberang, Kayu Bulan dan Koto Baru yang air sudah masuk menggenangi permukiman. Sementara untuk wilayah Pasak Telawang atau Desa Jangkang air masih batas normal, walaupun sudah menggenangi permukiman, namun hanya beberapa rumah yang sudah terendam.

BPBD Evakuasi Korban Banjir di Cempaga Hulu

Sementara itu di Desa Sei Ubar Mandiri dan Desa Sudan Kecamatan Cempaga Hulu Kotim tergenang air banjir. Desa tersebut ditinggali 200 kepala keluarga. Air banjir yang merendam belasan rumah warga itu berasal dari luapan sungai ubar karena tingginya intensitas hujan beberapa hari ini.

Kepala Pelaksana BPBD Kotim M Yusuf mengatakan banjir mulai menggenangi rumah warga sejak tiga hari terakhir. Pihaknya pun telah mengevakuasi sejumlah warga di Desa Ubar Mandiri Kecamatan Cempaga Hulu. Karena air yang menggenangi rumah warga sudah mencapai setinggi pinggang orang dewasa.

“Namun tidak semua yang dievakuasi, sebagian besar mengungsi di tempat keluarga mereka yang tidak terdampak banjir, dan sebagian lagi memilih untuk bertahan di rumah masing-masing,” tuturnya.c-uli/c-yul/c-may