SAMPIT/TABENGAN.CO.ID-Wakil Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Irawati meminta para praktisi pendidikan dan kesehatan serta organisasi profesi, memperhatikan upaya dalam peningkatan menjaga kesehatan gigi dan mulut terutama di kalangan pelajar. Hal tersebut disampaikan Wakil Bupati Kotim Irawati, ketika membacakan sambutan Bupati Kotim Halikinnor pada acara Peringatan Hari Kesehatan Gigi Nasional (HKGN) tahun 2022, yang dipusatkan di Sekolah Dasar Negeri 3 Mentawa Baru Hulu Sampit, Senin (12/9/2022).
Dilanjutkan Irawati, permasalahan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia terbilang masih sangat tinggi. Dimana berdasarkan hasil riset kesehatan dasar tahun 2018 masalah kesehatan gigi dan mulut dari 100 orang sebanyak 57-58 orang mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut.
Dengan masalah terbesar dari kesehatan gigi, terang Irawati, adalah gigi rusak, berlubang, sakit dan masalah kesehatan mulut yang mayoritas adalah gusi bengkak atau keluar bisul (abses). Sementara yang mendapatkan pelayanan dari tenaga medis gigi masih sangat rendah.
“Kondisi ini memerlukan perhatian kita bersama, karena selama ini kita sering mengabaikan dan kurang memperhatikan masalah kesehatan gigi dan mulut,” ucapnya.
Dilanjutkannya, gangguan kesehatan gigi dan mulut, di samping memberikan efek kepada yang bersangkitan berupa tidak konsentrasinya dalam belajar, bekerja dan rutinitas harian, serta mengurangi rasa percaya diri juga terkadang mengganggu hubungan dengan orang lain. Untuk itu, Irawati mengharapkan partisipasi dan kepedulian masyarakat lanjutnya terkait dengan upaya kesehatan gigi dan mulut sangat diperlukan.
“Saya mengajak kepada semua terutama praktisi pendidikan dan kesehatan serta organisasi profesi agar secara berkesinambungan dan terintegrasi melakukan upaya kesehatan gigi dan mulut di sekolah, Madrasah sebagai bagian dari program usaha kesehatan sekolah, berupa upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit gigi dan mulut. Baik dengan komunikasi, informasi dan edukasi kepada siswa dan orang tuanya. Seperti yang diselenggarakan saat ini serta pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut secara berkala terutama untuk anak sekolah,” katanya.
Disamping itu, dirinya juga mengingatkan agar kegiatan seperti ini jangan hanya menjadi menjadi kegiatan seremoni tahunan saja tapi menjadi kegiatan rutin dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat. Upaya ini menurutnya merupakan salah satu kegiatan dalam mendukung kegiatan masyarakat hidup sehat. Selain itu dirinya juga meminta kepada pihak swasta atau dunia usaha agar mendukung upaya ini sesuai dengan bidang usahanya baik melalui sponsorship maupum alokasi corporate sosial responsibility (CSR).
“Saya berharap semoga dengan kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian bersama dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut sebagai upaya mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal,” pungkasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim Umar Kaderi mengatakan, masalah terbesar dari kesehatan gigi di Indonesia adalah gigi rusak,berlubang,sakit mencapai 45,3 persen. Sedangkan masalah kesehatan mulut yang mayoritas dialami penduduk indonesia adalah gusi bengkak dan atau keluar bisul (abses) sebesar 14 persen. Faktor penyebabnya ujarnya adalah jarang gosok gigi, sering makan makanan manis, merokok, stres, perubahan hormon dan riwayat penyakit kencing manis serta obat-obatan tertentu.(C-MAY)





