Warga Kampung Bengkirai Tolak Kebijakan Bupati Halikinnor 

Warga Kampung Bengkirai Tolak Kebijakan Bupati Halikinnor 
KELUH KESAH- Musyawarah yang dilakukan Lurah Baamang Hulu bersama masyarakat setempat. FOTO ISTIMEWA

SAMPIT/TABENGAN.CO.ID – Warga Kampung Kengkirai, Kelurahan Baamang Hulu, Kecamatan Baamang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menolak keras kebijakan Bupati Kotim Halikinnor yang akan menutup jalan  di ujung landasan pacu Bandara H Asan Sampit. Bahkan warga di lokasi tersebut berencana akan melakukan demo jika kebijakan tersebut tetap diberlakukan oleh Halikinnor.

Salah satu perwakilan warga Kampung Bengkirai, Anjas mengatakan, pihaknya sangat keberatan jika kebijakan tersebut tetap diberlakukan oleh Bupati Kotim. Sebab, dengan ditutupnya jalan itu akan menyebabkan warga kesulitan mengakses masuk ke jalan tersebut.

Masyarakat harus memutar sangat jauh dan juga kondisi jalan yang dilewati rusak. Penolakan warga ini, menurutnya, juga karena jalan Bengkirai yang ada merupakan satu-satunya akses tercepat menuju jalan kota.

“Kami dari warga Bengkirai keberatan atas rencana penutupan itu. Itu bukan jalan milik bandara, sebenarnya jalan itu milik warga. Sebelum ada bandara jalan itu sudah dibuat untuk warga,” tegasnya, Sabtu (24/5).

Anjas mengemukakan, tidak semua warga Kampung Bengkirai memiliki kendaraan bermotor, jika harus memutar jalan ke lingkar untuk mencapai Kota Sampit. Hal itu juga akan berdampak kepada anak-anak yang masuk sekolah saat pagi hari harus menempuh perjalanan memutar terlalu jauh.

Apalagi jalan yang memutar tembus ke Tjilik Riwut tersebut harus ditempuh sepanjang 4-5 km dengan kondisi jalan  rusak parah.

“Kita mau ke Sampit itu juga rawan. Masih hutan tidak ada penerangan dan jaraknya jauh. Di sini juga rata-rata sedikit yang punya kendaraan bermotor,” keluhnya.

Menurut dia, sejauh ini pemerintah daerah pun belum ada berkomunikasi dengan warga Kampung Bengkirai terkait rencana penutupan jalan di ujung landasan pacu Bandara H Asan Sampit. Mereka justru mendapat kabar tersebut dari sosial media dan perbincangan warga yang ada di kota.

“Kita tidak tahu tiba-tiba ada penutupan akses jalan dari Kota Sampit menuju Kampung Bangkirai. Warga bukan kaget lagi, tetapi resah!” tuturnya.

Melihat kondisi tersebut, Lurah Baamang Hulu Rudi Setiawan langsung menemui warga untuk bermusyawarah dan mendengarkan aspirasi warga. Rudi mendengar keluh kesah warga terkait wacana penutupan jalan yang disampaikan oleh warga dari 3 RT di Kelurahan Baamang Hulu yaitu RT 11, RT 10 dan RT 13.

Dalam kesempatan itu, ia memastikan akses jalan tersebut tidak akan ditutup permanen. Pemerintah daerah tentunya akan memberikan alternatif solusi agar warga tetap nyaman beraktivitas. Salah satunya kemungkinan untuk membuat akses jalan di tepi Sungai Mentaya.

“Kita jelaskan karena penutupan ini bukan secara permanen. Bupati ada meninjau ke lapangan, tetapi nantinya akan dibuat jalan alternatif atau jalan pengganti itu sebagai pengganti akses agar mereka bisa melakukan aktivitas untuk melewati bandara,” ujarnya.

Rudi mengatakan, penutupan jalan itu tidak langsung seketika atau dalam waktu dekat ini, karena perlu kajian dampak yang berpengaruh dengan adanya penutupan untuk menunjang pengembangan Bandara H Asan Sampit. Setelah musyawarah tersebut keresahan warga mereda. Rencana untuk berdemo pun dibatalkan. Rudi menyebut warga sudah percaya menyerahkan permasalahan ini ke pemerintah daerah. c-may