PALANGKA RAYA/tabengan.co.id – Survei Konsumen (SK) yang dilakukan Bank Indonesia (BI) menunjukkan adanya penurunan tingkat optimisme konsumen terhadap kegiatan konsumsi rumah tangga. Survei dilakukan pada Mei 2017, BI mengumpulkan informasi mengenai perkembangan dan rencana konsumsi rumah tangga terhadap perkembangan beberapa indikator ekonomi, seperti harga, lapangan kerja dan lain-lain.
Dari survei diketahui, pada Mei 2017 angka Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) mengindikasikan adanya level penurunan optimisme konsumen terhadap kegiatan konsumsinya. Angka IKK Kalteng pada Mei 2017 tercatat 116,67 atau mengalami penurunan dibandingkan dengan posisi April 2017 yang sebesar 121,00.
Masih rendahnya keyakinan konsumen pada kondisi ekonomi Kalteng, diindindikasi menjadi faktor utama penahan pertumbuhan angka IKK pada Mei 2017. Meski dalam tren meningkat, pertumbuhan ekonomi hingga pertengahan tahun 2017 tercatat masih rentan. Hal ini terindikasi dari pergerakan harga komoditas utama di pasar global yang relatif masih berfluktuatif.
Demikian diungkapkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalteng, Wuryanto saat menyampaikan rilis pertumbuhan ekonomi di ruang Eka Hapakat Gedung BI Palangka Raya, Jumat (9/6).
Lebih lanjut dikatakannya, konsumen juga memperkirakan adanya penurunan kondisi ekonomi pada periode mendatang yang tercermin dari adanya penurunan angka Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). Angka IEK pada bulan Mei 2017 sebesar 113.67 atau turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 125.33. Berdasarkan komponen penyusunnya, penurunan tertinggi disebabkan oleh adanya penurunan ekspektasi konsumen pada komponen perkiraan penghasilan yang diterima pada masa mendatang.
Di sisi lain, konsumen menilai kondisi ekonomi saat ini lebih baik dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hal tersebut tercermin dari adanya peningkatan angka Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) pada bulan Mei 2017 yang sebesar 119,67 setelah pada bulan sebelumnya hanya sebesar 116.67. Berdasarkan komponennya, konsumen di Kalteng menilai kondisi lapangan pekerjaan di bulan Mei 2017 jauh lebih baik dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Sementara, perkembangan harga komoditas Utama berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), berdasarkan data series web PIHPS di bulan April dan Mei 2017 rata-rata komoditas pangan utama di Kalteng relatif tidak mengalami kenaikan harga.
Hal ini sejalan dengan survei inflasi BPS pada bulan Mei 2017 yang mengindikasikan rendahnya sumbangan volatile food.
Dari data komoditas pangan utama di Kalteng tercatat hanya komoditas beras Jawa di Palangka Raya yang mengalami peningkatan pada bulan Mei sebesar 7,08 persen (month to month – MtM). Di sisi lain, penurunan harga tertinggi pada bulan Mei 2017 terdapat pada komoditas cabai rawit di Palangka Raya yang mengalami penurunan harga sebesar -20,88 persen (MtM).
Berdasarkan data PIHPS hingga tanggal 7 Juni 2017, sejumlah komoditas pangan utama di Kalteng masih berada dalam tren penurunan harga. Tercatat komoditas daging ayam ras, daging sapi dan cabai rawit mengalami penurunan di kedua kota sampel.
Penurunan harga tertinggi terdapat pada komoditas daging ayam ras di Kota Sampit yang menurun sebesar -4,46 persen (MtM) dibandingkan posisi harga di bulan Mei 2017. Di sisi lain, pergerakan harga komoditas bawang merah perlu menjadi perhatian karena pada awal bulan Juni 2017 telah terdapat peningkatan harga sebesar 17,44 persen (MtM) di Kota Palangka Raya dan 17,84 persen (MtM) di kota Sampit. edw