PALANGKA RAYA/tabengan.co.id – Komunitas Peduli Pemilu dan Demokrasi (KPPD) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) merangkul mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Palangka Raya (UPR) untuk bergabung menjadi relawan KPPD Kalteng dalam mengawal pelaksanaan Pemilu dan menegakkan demokrasi di wilayah setempat.
Ketua KPPD Kalteng Sri Muliati mengatakan mahasiswa FISIP UPR telah memiliki bekal pengetahuan mengenai penyelenggaraan Pemilu dan Demokrasi Indonesia dari bahan ajar yang diperoleh saat kuliah.
Oleh karena itu pihaknya berharap mahasiswa FISIP UPR dapat menularkan pengetahuan yang dimiliki guna meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat sehingga tidak lagi bersikap netral atau golongan putih saat Pemilu.
“Saya percaya mahasiswa FISIP UPR mengerti pentingnya hak suara dalam penyelenggaraan Pemilu dan menciptakan demokrasi yang baik di Indonesia,” katanya saat menggelar Focus Group Discussion dengan tema partisipasi politik pemilih pemula dalam Pemilu, belum lama ini.
Sri menyatakan, keberadaan KPPD Kalteng merupakan mitra Komisi Pemiluhan Umum (KPU) dalam sosialisasi dan pengawasan proses penyelenggaraan Pemilu. Karena terselenggaranya Pemilu dan tegaknya demokrasi bukan hanya tanggung jawab instansi terkait, tapi tanggung jawab seluruh warga negara Indonesia.
“Kami ingin membentuk KPPD di seluruh kabupaten/kota di Kalteng. Mahasiswa Fisip UPR tentunya dapat memberikan Pendidikan Politik pada masyarakat di daerah asalnya masing-masing untuk menolak politik transaksi dan kampanye hitam untuk mewujudkan demokrasi yang berkualitas,” ucapnya.
Senada dengan Sri, Komisioner KPU Kota Palangka Raya Wawan Wiraatmaja mengharapkan pemilih pemula dari mahasiswa FISIP UPR dapat menjadi pemilih cerdas dengan menghindari politik transaksional saat Pemilu.
Alumni Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada (UGM) ini juga minta mahasisa sebagai pemilih pemula untuk mencermati fenomena di media sosial dan membantu pemerintah dalam menangani kampanye hitam.
“Perhatikan informasi yang anda dapat. Jangan mudah menyebar kabar yang belum terkonfirmasi kebenarannya dan tidak bisa dipertanggungjawabkan atau Hoax. Mahasiswa harus pintar baca trik poltik,” katanya.
Wawan mengajak mahasiswa FISIP UPR memahami dan membantu penyelenggara Pemilu, terutama tentang pentingnya berpartisipasi dalam pesta demokrasi yang menentukan wakil rakyat maupun pemimpin daerah.
“Kualitas pemilu ditentukan berdasarkan partisipasi masyarakat yang otonom atau tanpa tekanan. Mahasiwa harus bisa berperan optimal dan jangan sampai salah arah serta dimanfaatkan segolongan orang. Mahasiswa bisa berperan optimal sebagai bagian penyelenggara maupun suporting system seperti KPPD,” terang Wawan.
Sementara Ketua Himpunan Mahasiswa Ilmu Pemerintahan (HIMIP) FISIP UPR Indra Sabgulana menyatakan, pihaknya menyambut baik ajakan bergabung dengan KPPD Kalteng maupun terlibat dalam penyelenggaraan Pemilu.
Bagi kami mahasiswa FISIP, lanjut Indra, Pemilu merupakan momen untuk belajar secara nyata tentang politik dan demokrasi di Indonesia. Dan pihaknya memiliki idealisme untuk mewujudkan demokrasi yang lebih baik melalui Pemilu berkualitas.
“Kami ingin berkontribusi secara nyata sesuai bidang ilmu yang kami pelajarai. Karenanya, HIPMI FISIP UPR berminat menjadi bagian dari KPPD Kalteng dalam mengawal Pemilu dan Demokrasi,” katanya.nta