Dewan Minta Full Day School Dikaji Ulang

KASONGAN/tabengan.co.id – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Katingan meminta kepada Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) yang mencoba Menerapkan sekolah satu hari penuh (Full Day Shool) kepada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri II Katingan Hilir Kabupaten Katingan, untuk mengkaji ulang.

Permintaan ini disampaikan Karyadi S Sos M AP, Ketua Komisi I DPRD setempat kepada Tabengan, Jum’at (21/7) kemarin.

Dikatakannya, SMA Negeri II Katingan Hilir sebaiknya jangan dijadikan kelinci percobaan sebelum adanya pengkajian. Dan pengkajian dimaksud, tidak hanya melalui hasil survey saja, tapi harus dilakukan pula angket yang ditujukan kepada para orangtua yang memiliki anak usia sekolah.

“Karena dalam menuntut ilmu, tidak hanya ilmu untuk dunia saja, tapi juga ilmu untuk bekal di akhirat,” terang legislator Partai Demokrat ini.

Selain itu, katanya, harus dipikirkan berbagai dampak lain kalau full day school ini benar-benar diterapkan di Kabupaten yang berjuluk Bumi Penyang Hinje Simpei ini.

Dampaknya seperti adanya tambahan biaya bagi orangtua yang menyekolahkan putra-putrinya karena harus mengeluarkan uang makan.

“Bila sebelumnya hanya mengeluarkan uang jajan sekitar Rp 10.000,- per hari, dengan penerapan tersebut akan bertambah sekitar Rp 20.000,- per hari untuk uang makan pada waktu istirahat. Sehingga untuk uang saku yang dikeluarkan orangtua menjadi Rp 30.000,- per hari. Kalau punya 2 orang anak yang sekolah, maka para orangtua harus mengeluarkan sekitar Rp 1,8 juta per bulan,” rinci Karyadi.

Alasannya, sambung dia, siswa pasti tidak mau pulang ke rumahnya untuk makan siang. Apalagi bila jarak sekolah menuju rumahnya terlalu jauh, tidak menggunakan kendaraan sendiri. Sehingga, pada saat makan siang mau tidak mau harus makan di kantin.

Terkait dengan penambahan jam belajar, dari 6 jam menjadi 8 hingga 9 jam itu pula, dirinya juga merasa kurang yakin otak anak seusia remaja ini bisa menyerap semua ilmu yang diajarkan oleh tenaga pendidik (guru) di sekolah.

Pasalnya, dengan waktu yang 6 jam saja, sepulang sekolah mereka sudah mengeluh kecapean, belum lagi melaksanakan kewajiban-kewajiban lainnya. Misal belajar mengaji yang dilaksanakan setiap hari.

“Intinya, jika full day school ini diterapkan, bagaimana sekolah agamanya yang sudah bertahun-tahun diikutinya. Karena pendidikan agama ini juga merupakan tuntutan yang wajib dilaksanakan oleh setiap umat beragama,” jelas Karyadi.c-dar