Penanganan Draenase dan TPA Tak Ideal

PALANGKA RAYA/tabengan.co.id – Tidak dapat dipungkiri kegagalan Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya meraih prestasi tertinggi bidang lingkungan hidup untuk kota bersih yakni Piala Adipura, terletak pada penanganan drainase dan tempat pembuangan akhir sampah (TPA) yang belum optimal dilakukan. Dua indikator ini merupakan penilaian tertinggi dari layak atau tidaknya sebuah kota meraih Piala Adipura.

“Kenyataannya kota Palangka Raya kita selalu gagal, lebih dikarenakan penilaian dari dua indikator tersebut masih lemah atau tidak ideal penanganannya,” ungkap anggota Komisi A DPRD Kota Palangka Raya, Diu Husaini, Kamis (23/3). Menurut politisi Partai Hanura Kota Palangka Raya ini, Pemko harus lebih mengoptimalkan dua hal tersebut, yakni penanganan drainase dan TPA.

Terlebih Pemko berkeinginan besar untuk mampu meraih Adipura. Karenannya kelemahan-kelemahan itu harus dicermati dan diikuti dengan pembenahan yang bersifat mendesak.

Keberadaan drainase dan TPA harusnya yang memadai, terutama struktur fisik ataupun tempatnya. “Memang kita akui upaya Pemerintah Kota sudah dilakukan selama ini terhadap keberadaan drainase dan TPA, tetapi pembenahan dirasa sangat perlu dilakukan, terlebih pembangunan kawasan perumahan maupun jumlah penduduk kian bertambah, sehingga keberadaan drainase maupun TPA secara tidak langsung ikut terpengaruh,” ujarnya.

Ia mencontontoh volume sampah di Kota Palangka Raya saat ini sudah berkisar 836 meter kubik, kondisi itu bisa terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk maupun perkembangan pembangunan kawasan perumahan baru. Seiring dengan itu pula, kesadaran masyarakat membuang sampah pada tempatnya masih sangat kurang.

Banyaknya sampah masyarakat yang semakin besar volumenya, bisa saja dikhawatirkan keberlansungan sebuah TPA yang kapasitasnya terbatas. “Kalau bicara sampah sangat erat dengan drainase, yang selama ini kerap dijadikan masyarakat sebagai tempat membuang sampah akibat kurangnya kesadaran,” ujarnya.

Sehingga akhirnya, lanjut Diu, drainase menjadi tersumbat. Terlebih ketika hujan turun drainase tidak mampu mengalirkan air dengan baik, akibatnya terjadi genangan air sekitar drainase. Ia menambahkan, Pemko harus memiliki konsep dalam penanganan drainase maupun TPA secara tepat, sehingga tidak terpengaruh dengan bertambahnya penduduk maupun pesatnya pembangunan.

Disisi lain meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup dengan tidak membuang sampah pada tempatnya, harus ditingkatkan. Terlebih bila didukung dengan implementasi perda kebersihan. “Ini hanya mengingatkan saja, kita semestinya bisa mendapatkan Piala Adipura asalkan tumbuh kesadaran masyarakat didalamnya. Keterlibataan semua komponen masyaraka makan secara tidak langsung juga mendukung program pembangunan pemerintah,” tutupnya. edw