+Hasil Laboratorium Belum Keluar
+PDAM Mulai Operasikan Kembali Pelayanan Air Bersih
PANGKALAN BUN/TABENGAN.CO.ID – Meski hasil laboratorium dan rekomendasi dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kotawaringin Barat belum keluar, Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Arut Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat, sejak Minggu (4/6) telah mulai mengoperasikan kembali pelayanan air bersih, bagi pelanggan dari Kecamatan Pangkalan Banteng dan Kecamatan Pangkalan Lada.
Direktur Perumdam Tirta Arut Pangkalan Bun Sapriansyah melalui Kepala Bagian Teknik Budi Utomo mengatakan, pasca meluapnya limbah organik dari PT GSPP, yang masuk ke Sungai Hijau Desa Argamulya, Kecamatan Pangkalan Banteng, tim gabungan setelah rapat langsung turun ke lokasi.
Menurutnya, pada Minggu (4/6) Direktur Perumda Tirta Arut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kobar, Kapolsek Pangkalan Banteng, Tim dari Mutu Agung Lestari, dan pihak PT GSPP, Danramil serta Camat Pangkalan Banteng, langsung menuju intake PDAM di Pangkalan Banteng.
“Kami sangat bersyukur, akhirnya masyarakat Kecamatan Pangkalan Banteng dan Pangkalan Lada, yang menjadi pelanggan PDAM, telah bisa kembali menikmati pelayanan dari, sebelumnya kami telah melakukan uji kelayakan air. Alhamdulillah untuk PH air 7,6 dan kekeruhannya 2,1, dan air sudah layak untuk disalurkan kembali kepada pelanggan,” ungkap Budi, kepada Tabengan, Senin (5/6).
Budi mengakui, selama tiga hari pelayanan air bersih dihentikan, sejak terjadinya luapan limbah yang mencemari Sungai Hijau pada Kamis (1/6). Sungai tersebut merupakan air baku untuk kebutuhan air bersih di dua kecamatan.
“Dari PT GSPP pun telah menyalurkan air bersih kepada masyarakat, dalam satu hari bisa 7 tangki, sehingga masyarakat hanya diminta menyiapkan tempat untuk air bersih yang didistribusikan oleh PT GSPP,” ujar Budi.
Sementara itu, Kepala DLH Kabupaten Kobar Fitriyana mengatakan, untuk pemeriksaan laboratorium belum keluar, termasuk pemeriksaan yang dilakukan Mutu Agung Lestari. Dan DLH Kobar telah melakukan investigasi secara berlapis.
“Kami tidak hanya memikirkan pelanggan PDAM saja, karena Sungai Hijau itu digunakan juga oleh masyarakat. Memang benar PDAM telah kembali beroperasi karena air di penampungan yang ada di intake Pangkalan Banteng telah dilakukan pemeriksaan oleh PDAM dan sudah layak untuk dikonsumsi. Akan tetapi dalam hal ini kami juga memikirkan masyarakat yang menggunakan air sungai itu, pada hari Minggu (4 /6) di sungai itu mulai menunjukkan perkembangan yang baik, kualitas dan warna air, tetapi kami tetap menunggu hasil laboratorium,” ujar Fitriyana, ketika dikonfirmasi Tabengan melalui telepon seluler.
Fitriyana menjelaskan, kebocoran terhadap limbah cair yang memang disiapkan untuk pupuk itu terjadi karena kelalaian, akan tetapi begitu kejadian, pihak PT GSPP cepat tanggap dengan cara menutup atau membloking.
“Dugaan sementara itu kebocoran terjadi di wilayah Blok H 20, yang terjadi kebocoran pada daerah yang rendah, sehingga langsung ke sungai. Tetapi akan kami sampaikan nanti menunggu laporan dari tim investigasi, sebab kami melakukan investigasi ini berlapis. Begitu pun nanti pada saat hasil laboratorium turun, kami akan menyurati pihak perusahaan,” imbuh Fitriyana.
Menurutnya, sejak kejadian pihak perusahaan mengakui telah terjadi kebocoran tersebut, bahkan pihak perusahaan juga sudah bertanggung jawab dengan cara menyuplai air bersih kepada masyarakat. Bukan saja pelanggan PDAM, tetapi masyarakat yang ada di sekitar sungai tersebut. c-uli