+Prakiraan, Musim Kemarau Juli dan Puncaknya Agustus
PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID-Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalteng menyebut cuaca panas di Kalteng yang menyentuh kisaran 32°-35° celcius dikarenakan memasuki musim peralihan (pancaroba). Suhu panas yang melanda dalam beberapa hari terakhir dipastikan bukanlah fenomena gelombang panas (heat wave) yang terjadi seperti di India dan Thailand.
“Tidak ada dampaknya dari fenomena gelombang panas di Indonesia, termasuk di wilayah Kalteng,” kata Prakirawan Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut Palangka Raya Lian Andiani saat dikonfirmasi via WhatsApp, Kamis (2/5).
Lian menjelaskan, yang terjadi di wilayah Indonesia termasuk Kalteng adalah kondisi suhu panas harian yang umum. Hal itu disebabkan kondisi cuaca cerah pada siang hari dan relatif lebih signifikan pada saat posisi semu matahari berada di sekitar ekuatorial.
“Cuaca yang begitu panas ini sebenarnya Indonesia sudah memasuki musim peralihan dari musim hujan ke musim kemarau,” ujarnya.
Ia menyebutkan, musim peralihan saat ini sudah berlangsung sejak awal April dan akan berakhir di Juni mendatang. Jadi musim peralihan menimbulkan cuaca yang panas adalah hal yang lumrah sering terjadi seperti pada tahun-tahun sebelumnya.
Menurutnya, yang perlu diwaspadai saat musim peralihan seperti ini, cuaca yang tidak menentu, pagi siang cerah, panas menyengat dan sore terlihat gelap awan hujan. Perlu waspada juga potensi cuaca ekstrem seperti hujan sedang-lebat disertai petir/kilat dan angin kencang ataupun angin puting beliung.
“Masa pancaroba biasanya siang hari dengan panas yang menyengat, apabila sudah semu biasanya di sore hari hingga malam tiba-tiba harinya akan muncul awan Cumulonimbus/awan hujan, biasanya akan menyebabkan petir kilat dan angin kencang yang akan berpotensi hujan lebat,” terangnya.
Selain itu, ia menginformasikan prediksi BMKG terkait untuk musim kemarau akan berlangsung pada Juli, dan puncak dari musim kemarau akan berlangsung bulan Agustus mendatang. jef
