PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID-Oknum Kepala Sekolah (Kepsek) yang beberapa waktu lalu sempat viral melalu video di media sosial (medsos), akibat diduga melakukan pelecehan kepada seorang biduan AS, membantah.
Kejadian tersebut dibantah langsung GY, oknum Kepsek yang dilaporkan biduan AS. GY mengatakan, tidak ada pelecehan ketika di atas panggung pelaminan. Ketika itu GY naik ke atas panggung untuk menghentikan musik yang saat itu sedang diputar karena suasana sudah memanas.
“Ada seseorang yang tidak bisa saya sebutkan namanya, mengusulkan kepada saya supaya dihentikan dulu lagu yang diputar, kita ganti yang slow lagi, itulah tujuan saya naik ke panggung,” jelas GY, saat diwawancarai media, Jumat (24/1).
“Mau berbicara dengan MC, tapi tidak ada, karena dia yang pegang mic jadi saya usulkan kepada dia (AS) tapi tidak diberikan, akhirnya diberilah kepada saya mic oleh salah satu biduan yang ada di atas panggung pelaminan itu, tapi saya tidak tahu namanya. Ketika itu saya ingin berbicara dan musik masih terdengar bising, pada saat itulah mic yang ada di tangan saya mau direbut dan saya berbalik sebentar sambil memberikan kode agar musik berhenti,” lanjutnya.
GY saat itu ingin berbicara menyampaikan usulan yang diberikan kepadanya, namun ketika GY berbalik terjadilah pemukulan yang dilakukan AS menggunakan mic terhadapnya, dan tidak hanya dipukul namun juga ditendang oleh AS.
“Ketika saya berbalik terjadilah pemukulan lalu berujung pada penendangan, saya terjatuh AS langsung ngomong, (dengan menggunakan bahasa dayak) kurang ajar bangsat kamu om, kenapa kamu memeras Payudara saya,” terannya.
Ketika itu, GY kebingungan sekaligus kaget dengan apa yang terjadi, GY tidak merasa melakukan apapun, namun langsung dipukul dan ditendang, dengan kejadian itu GY dituduh melakukan pelecehan.
“Saya kaget ini apa masalahnya, saya tadi-tiba dipukul dan ditendang, saya tidak bisa menghindar karena posisi saya membelakangi,” ungkapnya.
Setelah kejadian itu, ungkapnya, ia ingin memberikan klarifikasi kepada orang yang berada di sana, namun karena situasi kurang memungkinkan. Ia memutuskan untuk menunda rencana klarifikasi tersebut.
“Selepas itu sempat konfirmasi, minta waktu saya mau berbicara, dengan maksud jika memang tidak saya sadari atau tidak saya ketahui, entah itu kontak fisik, saya mau klarifikasikan, menunggu kondisi normal atau kondusif,” jelasnya.
“Namun dalam presfektif merek,a bahasa saya itu menantang, saya bingung, nantangnya perkara yang mana, sehingga saya sadar ketika rekan media yang konfirmasi kepada saya sehingga akhirnya saya diproses pihak kepolisian,” tambahnya.
Sebagai warga negara yang baik dan patuh hukum, GY memenuhi panggilan pihak Polda Kalteng untuk menindaklanjuti laporan dugaan pelecehan tersebut.
Sementara itu, Gayus Talajan selaku Kuasa Hukum GY yang saat itu turut mendampingi mengatakan, ia sudah mendampingi kliennya untuk memenuhi panggilan kepolisian, perihal pelecehan kepada AS, pemberitaan yang saat itu viral tidak sesuai dengan fakta yang diketahui.
“Pada saat itu juga penyidik memperlihatkan video saat kejadian itu, dengan video slowmotion itukan jelas, tidak sesuai dengan yang disampaikan pelapor dalam media sosial yang dia miliki,” kata Gayus.
Gayus juga menerangkan, ketika kejadian itu AS mengatakan, sedang menyanyikan lagu, namun terjadi perebutan paksa microphone yang dipegang pelapor, sehingga terjadi tarik menarik, disitu terjadinya dugaan pelecehan tersebut.
“Padahal fakta yang sebenarnya dari video yang kita saksikan, bisa kita simpulkan disitu tidak ada tarik menarik antara AS dan GY, karena pada saat itu, klien kita naik ke atas panggung itu ingin menyampaikan baik-baik dan ingin meminjam microphone yang ingin menyampaikan sesuatu hal, namun itu tidak di gubris atau dituruti oleh pelapor,” ungkapnya.
Saat itu, terlapor meminta microphone dari biduan yang ada disamping, pelapor yang saat itu menggunakan pakain hitam, hal itu tidak dengan paksaan ataupun dengan cara mengambil paksa, namun diambil secara baik-baik.
“Tapi pelapor tidak terima kalau microphone yang dipegang temannya diambil, makanya ada perebutan paksa yang dilakukan pelapor namun tidak berhasil, ketika itu kemudian terlapor mengatakan kamu diam saya ingin ngomong, dan saat itulah terjadi pemukulan menggunakan microphone,” terang Gayus.
Gayus beranggapan, banyak hal yang terungkap dan ada beberapa poin yang disampaikan pelapor di media sosial miliknya, dari perebutan paksa mic, dan hal itu dibantah oleh GY, pelcehan yang hingga merobek pakaian pelapor juga ditemukan di dalam vidio tersebut.
“Menurut kami apa yang dilakukan pelapor ini, mungkin dipicu oleh kekesalan dia terhadap terlapor ini entah apa penyebabnya, kalau untuk atas tindakan pelecehan itu kami anggap tidak benar,” tutupnya. mak/dte