LOKAKARYA HISKI-Pelestarian Tradisi dan Peningkatan Inovasi  

LOKAKARYA-HISKI Kalteng menggelar lokakarya selama 2 hari sebagai rangkaian kegiatan pelantikan, Rabu (11/6) di Palangka Raya. FOTO ISTIMEWA

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) Komisariat Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) secara resmi dilantik oleh Ketua Umum HISKI, Prof Prof Novi Anoegrajekti. Agenda pelantikan dirangkai dengan kegiatan lokakarya yang dilaksanakan selama 2 hari, dengan melibatkan masyarakat umum dan mahasiswa sebagai peserta.

Ketua Umum HISKI, Prof Prof Novi Anoegrajekti, menyampaikan, lokakarya tidak semata acara pertemuan atau kegiatan belajar semata. Tetapi juga bagian penting dalam mendukung pelestarian tradisi, dan peningkatan inovasi. Kehadiran HISKI di Kalteng, diharapkan melahirkan berbagai inovasi dibidang kesusastraan, sehingga mampu menjaga kelestarian budaya di Kalteng.

“Dalam lokakarya ini, peserta akan mendapatkan pemahaman mendalam mengenai teknik penulisan kreatif yang berakar pada tradisi lisan dan manuskrip, yang selama ini menjadi warisan budaya tak benda bangsa,” kata Prof Novi Anoegrajekti, Rabu (11/6) di Palangka Raya.

Lokakarya ini bukan hanya sebagai wadah pembelajaran, tetapi juga sebagai upaya pelestarian tradisi dan peningkatan inovasi dalam penciptaan produk kreatif berbasis sastra.

“Kami ingin agar para peserta dapat mengembangkan metode baru dalam penulisan kreatif sekaligus mempertahankan nilai budaya lokal yang kaya. Selain sesi diskusi dan pelatihan intensif, lokakarya ini menghadirkan para akademisi dan praktisi sastra, yang akan berbagi wawasan tentang bagaimana tradisi lisan dan manuskrip, dapat menjadi sumber inspirasi bagi karya sastra modern,” tambahnya.

Prof Novi berharap, para peserta diharapkan dapat mengadaptasi nilai-nilai tradisional, kedalam bentuk yang lebih relevan dengan perkembangan zaman.

Sementara itu, Wakil Rektor Universitas Palangka Raya, Dr Natalina Asi, dalam kegiatan lokakarya bertajuk Penulisan Kreatif Sastra dan Penciptaan Produk Kreatif Berbasis Tradisi Lisan dan Manuskrip menjelaskan, kampus saat ini tengah menyusun kurikulum baru, yang memungkinkan para akademisi memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, termasuk dalam upaya pelestarian sastra lisan.

“Sastra lisan merekam pengalaman kolektif masyarakat, menjadi medium bagi sejarah dan nilai-nilai tradisional. Tantangannya adalah bagaimana kita bisa memetakan bahasa dan budaya ini agar tetap relevan dengan perkembangan zaman,” ujarnya.

Natalina mengapresiasi kegiatan ini karena HISKI dianggap mampu untuk mengembangkan metode pengalihwahanaan sastra lisan ke dalam bentuk yang lebih mudah diakses, seperti dokumentasi digital dan pementasan teatrikal.

Dengan pendekatan ini, sastra lisan tidak hanya bisa bertahan sebagai tradisi, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda.ist