PALANGKA RAYA/tabengan.co.id – Pertandingan Bulutangkis Kevina Cup prestasi dan non prestasi digelar pada Sabtu (13/5). Berbeda dari sebelumnya, pertandingan kali ini menggunakan format grup yang berisikan pemain prestasi dan dua kategori veteran untuk para kakek-kakek usia 80 dan 90 tahun. Bertempat di Gor Kevina Jalan Manjuhan, 18 grup yang mendaftarkan diri saling unjuk gigi untuk mencoba mengalahkan lawan-lawannya. Adu strategi dan fisik pun terjadi antar pemain.
Memasuki hari kedua, Minggu (14/5), pertandingan memasuki babak 8 besar. Beberapa grup pun harus kandas. Grup yang memasuki babak 8 besar, Taruna B, Hosana A, Danamon, PB Sinar Pagi, Pengkot PBSI , Taruna C, Hosana B dan Doremian. Ketua Panitia pelaksana, Teddy mengatakan, digelarnya pertandingan dengan format grup dan berisikan pemain di kelas prestasi dan veteran, merupakan suatu bentuk motivasi agar pemain berumur juga memiliki wadah untuk berkompetisi.
“Pertandingan ini kita gelar karena adanya usulan dari pemain-pemain di kelas veteran. Dengan berbagai pertimbangan, pertandingan kita gelar tentunya juga membawa pemain di kelas prestasi,” katanya dibincangi Tabengan.
Fikri, salah satu peserta di kelas veteran dan juga penggiat bulutangkis Palangka Raya mengungkapkan, bulutangkis merupakan hobi, dari sanalah muncul keinginan untuk berprestasi bagi kelas non prestasi. “Kita harapkan dengan adanya pertandingan seperti ini menjadi semangat orang tua untuk bisa menularkan hobinya ke anak dan cucunya. Sehingga akan muncul bibit bibit baru di Kota Palangka Raya dengan adanya motivasi dari orang tua,” ungkapnya.
Terkait perkembangan bulutangkis di Palangka Raya, dirinya pun menjelaskan jika saat ini Palangka Raya sedikit tertinggal dengan kabupaten lain, seperti Kapuas. Hal ini dikarenakan belum sepenuhnya ada dukungan pemerintah maupun Pengcab PBSI. “Dulu kita menjadi barometer bagi semua kabupaten di Kalteng, namun untuk sekarang tertinggal. Diharapkan dukungan inilah yang memacu anak-anak kita untuk lebih berprestasi,” terangnya.
Ia berharap muncul klub-klub baru yang membina anak-anak sehingga memperbanyak kompetisi. Kunci pemain bukan hanya dari fisik dan pukulan, namun juga mental. “Dari sinilah kita berkaca jika semakin banyaknya pertandingan bagi anak-anak maka mental mereka akan terasah,” jelasnya. Barlen, Ketua PBSI Kalteng, menyambut baik pertandingan yang dimaksudkan untuk memasyarakatkan bulutangkis. “Kita melihat peminatnya sangat banyak. Cuma disayangkan peserta hanya atlet dewasa, tidak ada anak-anak. Saya harap kedepan anak-anak bisa dilibatkan dalam pertandingan agar mereka bisa bertumbuh dan mewakili Kalteng di tingkat Nasional dan internasional,” harapnya. fwa