KUALAKAPUAS/tabengan.co.id – Masih ingat kasus keracunan masal yang dialami warga Desa Tajepan, Kecamatan Kapuas Murung, Kabupaten Kapuas dengan jumlah warga yang mengalami keracunan 139 orang. Jumlah ini belum termasuk yang tidak melapor ke puskesmas atau rumah sakit.
Kasus tersebut terjadi padaRabu (3/5) petang sekitar pukul 18.30 WIB. Tak lama setelah kejadian, Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas langsung bergerak cepat, antara lain mengambil sampel lauk makanan di rumah yang memiliki hajatan selamatan, seperti nasi, bawang dan bumbu masak habang yang dibeli di pasar. Petugas juga mengambil sampel di Rumah Sakit Kuala Kapuas, seperti muntahan dari beberapa warga yang keracunan.
Keesokan harinya, sampel-sampel tersebut langsung dikirim ke Laboratorium Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan (BBTKL) di Banjarbaru (Kalsel). Kemudian hasil uji laboratorium dikirim kembali ke Dinkes Kabupaten Kapuas.
Plt Kepala Dinkes Kabupaten Kapuas Apendi melalui Kasi Kefarmasian Kastalani mengatakan, hasil dari lab bahwa penyebab keracunan massal baru diketahui hari ini, Sabtu (13/5) siang. Keracunan itu disebabkan adanya bakteri Staphylococcus Aureus.
Dijelaskannya, bakteri ini disebabkan faktor pendukung tumbuhnya bakteri karena masak habang (merah) terlalu lama dibuat (periode waktunya), makanan yang sudah diolah sampai dikonsumsi, sehingga memungkinkan bakteri berkembang lebih banyak. “Namun hasil dari laboratorium tersebut terjadi pada ayam masak merah,” katanya.
Kemudian sumber dari staphylococccus aureus, itu, ujar Apendi, biasanya bisa dari bahan makanannya itu sendiri, seperti ayam, ikan, susu dan lain-lain yang mengandung protein tinggi. Jika pemasakan tidak merata atau panasnya tidak sesuai, sehingga bakterinya masih ada, atau bisa juga terkontaminasi dari udara, air, tanah maupun manusia, seperti melalui tangan.
“Di samping itu, bakteri lain penyebab warga mengalami keracunan adalah adanya escherichia colii atau banyak orang menyebutnya e.colii. Bakteri ini umum ditemukan di dalam usus manusia yang sehat. Bakteri e.colii sendiri terdapat beberapa jenis,” terang Apendi. c-yul