MUARA TEWEH/tabengan.co.id – Bupati Barito Utara, Nadalsyah, mengirim surat kepada Menteri Perdagangan RI terkait anjloknya harga komiditas karet di daerah setempat. “Turunnya harga karet yang merupakan salah satu komiditas unggulan di daerah ini berdampak para perekonomian masyarakat terutama petani karet,” kata Bupati Barito Utara (Barut) Nadalsyah di Muara Teweh, Senin (15/5).
Menurut Nadalsyah, pada Desember 2016 lalu harga karet sempat melonjak naik dari Rp4.000 hingga mencapai Rp10 ribu per kilogram, kenaikan itu setelah adanya kebijakan Menteri Perdagangan atas larangan impor karet sintetis. Namun sejak beberapa bulan terakhir ini harga karet turun dan semakin anjlok hingga hanya Rp5.000/Kg ditingkat petani.
“Terjadinya penurunan karet ini lah kami memgirimkan surat kepada menteri untuk meminta penjelasan terkait melemahnya harga karet yang berdampak merugikan petani,” kata Nadalsyah didampingi Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Barito Utara, Hajrannor.
Surat tertanggal 10 Mei 2017 ini juga ditembuskan ke Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, Bupati/Walikota Se-Kalteng, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Dirjen Perdagangan uar Negeri dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Regional Kalimantan di Balikpapan, Kalimantan Timur. Terkait dengan masalah tersebut, kata dia, pihaknya mengharapkan penjelasan atau solusi sehubungan kenyataan harga karet yang menurun dan semakin anjlok dan juga sebagai kebijakan pemerintah daerah menyikapi kondisi di masyarakat.
“Terjadinya penurunan harga komoditas getah karet ini ditingkat petani berdampak buruk pada pendapatan warga, banyak sekali petani karet lokal mengeluh karena kondisi harga yang tidak semakin membaik malah cenderung menurun,” kata dia. Luas kebun karet rakyat di kabupaten juga dikenal kaya potensi sumber daya alam batu bara itu, tercatat 35.646 hektare dengan produksi karet kering mencapai 18.696 ton per tahun. Kebun karet rakyat itu tersebar pada sembilan kecamatan di kabupaten tersebut. c-ryu