SAMPIT/tabengan.co.id – Pelaksanaan Kalteng Quality Expo 2017 yang digelar di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terancam gagal. Pasalnya, event organizer (EO) sebagai pelaksana kegiatan itu mengancam mundur dari event Provinsi Kalteng tersebut. Padahal berdasarkan jadwal, pelaksanaan pembukaan Kalteng Expo akan dilakukan hari ini, Jumat (19/5).
Direktur Utama PT Putra Rafi Kreasi Endang Harianto mengungkapkan alasan mereka hendak mengundurkan diri menangani event itu karena adanya keberadaan pameran bayangan yang letaknya persis berada di depan Stadion 29 November Sampit.
Padahal pada rapat final yang digelar pada 16 Mei lalu, sudah disepakati bahwa pameran bayangan ditiadakan. Saat itu rapat dipimpin oleh Asisten III Setda Provinsi dan juga Wakil Bupati Kotim.
“Pada rapat itu sudah ditetapkan tidak ada pasar bayangan. Tapi ternyata sekitar 3 hari yang lalu di depan itu sudah ada tenda-tenda berdiri. Kami pun tidak ada diberitahu sama sekali,” ungkap pria yang akrap disapa Dadang kepada sejumlah wartawan saat memberikan keterangan pers di Aquarius Boutique Hotel, Sampit, Kamis (18/5).
Sementara lahan yang digunakan pameran bayangan itu pun sebenarnya akan digunakan sebagai lahan parkir peserta Kalteng Expo. Selain itu, mereka juga merasa terganggu karena di depan area pintu masuk Kalteng Expo sisi samping kanan kiri justru akan dijual ke PKL sebagai lahan dagang. Sementara mereka sudah mengonsep di area tersebut harus steril.
Ditambahkan Netty yang juga salah satu anggota EO, pihaknya juga telah mengonfirmasi permasalahan itu kepada instansi terkait yang dikabarkan turut mengelola pasar bayangan yakni Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kotim. Namun penjelasan dari Disdagperin malah tidak beralasan dan mengaku semua itu atas perintah dari pimpinan daerah. Sementara saat rapat final, Wakil Bupati pun telah menyetujui tidak adanya pameran bayangan.
“Dari Disdagperin mengatakan kalau pameran bayangan itu diadakan karena PKL mengeluh tidak bisa menyewa tenda karena kemahalan, padahal PKL itu sama sekali tidak ada mengeluh bahkan mendaftar pun tidak ada,” tegasnya.
Pihak EO sendiri telah melayangkan surat keberatan kepada Pemprov terkait hal ini. Namun sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan tanggapan. Untuk itu apabila tanggapan belum dikeluarkan oleh Pemprov dan pameran bayangan juga akan tetap ada, maka pihaknya mengancam akan mundur sebagai pelaksana Kalteng Expo dan akan membereskan stan yang telah disiapkan di lokasi.
Ditambah lagi mereka juga berencana menggugat Pemprov terkait permasalahan ini apabila tidak juga ada penyelesaian terhadap pihaknya.
Sementara itu, Kepala Disdagperind Kotim Mudjiono mengungkapkan, dirinya hanya menjalankan perintah dari pimpinan yang meminta agar dirinya mengakomodir para PKL yang tidak bisa menyewa stand di Kalteng Expo. Sebagai anak buah dirinya hanya mengikuti instruksi yang diberikan yang kemudian lalu mendirikan pameran bayangan.
“Saya disuruh akomodir PKL yang mengeluh ke Bupati bahwa tidak dapat menyewa stan, karena harganya yang mahal. Karena itu pameran bayangan itu ada,” ujar Mudjiono. c-may