PALANGKA RAYA/tabengan.com – Langkah pasti penegakan hukum bagi pelaku pembakar lahan terus dilakukan Polda Kalteng. Sepanjang tahun ini, terdapat 174 kasus Karhutla yang telah ditangani oleh Ditreskrimsus dan Polres jajaran. Data dari Polda Kalteng, 157 kasus merupakan perseorangan, sedangkan 17 kasus adalah korporasi.
“150 kasus untuk perseorangan sedang dalam penyelidikan, sama halnya dengan 17 kasus dari korporasi. 22 kasus telah tahap I, ada 24 tersangka yang sudah diamankan,” ucap Kabid Humas Polda Kalteng Kombes Pol Hendra Rochmawan, Jumat (23/8).
Disebutkan, jumlah kasus terbanyak ditangani oleh Polres Palangka Raya dengan 66 kasus. Kemudian Polres Sukamara dengan 21 kasus dan Polres Pulang 19 kasus. Adapun jumlah lahan yang terbakar seluas 584,795 hektare.
“16 kasus Karhutla melibatkan korporasi ditangani oleh Ditreskrimsus, sedangkan 1 kasus ditangani Polres Kotawaringin Timur,” tegasnya.
Hendra menambahkan, proses penegakan hukum terhadap pelaku pembakar lahan akan terus dilakukan. Seiring dengan upaya pencegahan yang dilakukan personel di lapangan.
“Proses penegakan hukum seiring dengan pencegahan yang dilakukan oleh personel Polri dan TNI,” tegasnya.
Hotspot di Kotim
Meski kabut asap yang menyelimuti kota Sampit Kabupaten Kotimmulai menipis, namun puluhan titik hotspot masih terpantau di wilayah itu.
Kepala BMKG Kotim Nur Setiawan mengatakan untuk saat ini titik hotspot terpantau di empat kecamatan di wilayah selatan Kotim.
“Beberapa Kecamatan itu, yakni Kecamatan Teluk Sampit, Mentaya Hilir Utara, Mentaya Hilir Selatan dan Pulau Hanaut,” ujarnya kepada Tabengan, Jumat (23/8).
Selain itu ia juga mengatakan pantauan pada Kamis (22/8), terdata titik hotspot berjumlah 22 titik, di Kecamatan Teluk Sampit sebanyak 10 titik, Mentaya Hilir Selatan 5 titik, Mentaya Hilir Utara 5 titik dan Pulau Hanaut 2 titik.
Selain itu ia juga memprediksi kondisi musim kemarau masih terjadi hingga beberapa bulan kedepan, dan puncak kemarau diprediksi terjadi pada bulan Oktober 2019, terjadi panas yang cukup panjang.
“Kondisi seperti itu membuat kondisi wilayah sangat kering, dan rawan terbakar. Lahan akan sangat mudah terbakar, dan masuk dalam kategori merah,” katanya.
Meski demikian masih ada potensi hujan sesekali dengan intensitas ringan sampai sedang. fwa/c-may