SUKAMARA/tabengan.co.id – Pendidikan merupakan salah satu faktor untuk menentukan besaran Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Untuk itu, Pemkab Sukamara terus berupaya meningkatkan partisipasi masyarakat di bidang pendidikan dengan membangunan sarana dan prasarana di bidang pendidikan serta mengambil kebijakan melalui program pendidikan gratis 12 tahun. Diharapkan masyarakat semakin mudah mengakses layanan pendidikan.
Wakil Bupati Sukamara H Windu Subagio mengatakan, tahun 2016 lalu tercatat angka melek huruf di Kabupaten Sukamara mencapai sebesar 97,42 persen, dengan angka partisipasi kasar untuk jenjang Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Paket A mencapai 110,71 persen.
Sedangkan jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau SMP, Madrasah Tsanawiyah atau MTs dan Paket B cukup tinggi yang mencapai 114,22 persen, dan untuk jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Madrasah Aliyah (MA) dan Paket C juga cukup tinggi mencapai 97,09 persen.
“Tingginya angka partisipasi kasar tersebut membuktikan bahwa pendidikan di Kabupaten Sukamara sudah bisa diakses oleh seluruh elemen masyarakat yang didukung dengan program pendidikan gratis selama 12 tahun, membuat masyarakat yang berpendidikan juga meningkat,” kata Windu.
Menurutnya, Angka Partisipasi Murni masing-masing tingkatan seperti jenjang SD sederajat sebesar 92,46 persen, jenjang SMP sederajat sebesar 74,05 persen dan jenjang SMA sederajat 63,35 persen.
Selain itu, untuk angka Partisipasi Sekolah (APS) di Kabupaten Sukamara juga cukup tinggi. Dari data Kabupaten Sukamara terlihat kelompok usia 7-12 tahun mencapai 99,65 persen, kelompok usia 13-15 tahun sebesar 96,37 persen, kelompok usia 16-18 tahun sebesar 75,77 persen. Angka partisipasi ini akan terus ditingkatkan di masa-masa yang akan datang.
Jika dilihat angka putus sekolah jenjang SD/MI cukup rendah hanya 0,27 persen, sedangkan SMP/MTs sebesar 0,56 persen, jenjang SMA sederajat sebesar 0,50 persen yang rata-rata di bawah 1 persen. Ini menunjukkan kalau masyarakat Sukamara jarang yang mengalami putus sekolah.
Dikatakannya juga, pembangunan pendidikan tidak hanya meningkatkan sarana dan prasarana fisik, namun juga kualitas guru juga menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Sukamara.
Kualifikasi guru SD sederajat yang berpendidikan sarjana atau S1 mencapai 83,73 persen, guru SMP sederajat dengan kualifikasi S1 dan S2 mencapai 95,34 persen dan guru SMA sederajat berkualifikasi pendidikan S1 dan S2 95,56 persen.
“Tingginya angka melek huruf ini juga dipergaruhi dengan kualifikasi tenaga pendidik yang kita miliki saat ini, di mana tenaga pendidik kita rata-rata sudah sarjana,” ucap Windu. c-gus