PALANGKA RAYA/tabengan.co.id – Sekitar 5.150 siswa berkumpul mengikuti pemberian motivasi dan olahraga bersama Komandan Korem 102/Pjg, Kolonel Arm M Naudi Nurdika di Lapangan Sanaman Mantikei, Palangka Raya, Jumat (14/7) pagi.
“Saya memberi empat materi motivasi yakni IQ, EQ, SQ dan AQ,” jelas Naudi dalam kegiatan.
Melebihi harapan, dari target 5.000 peserta dari 23 sekolah, ternyata lebih banyak lagi pelajar yang terus berdatangan, sehingga tidak tertampung pada tribun penonton pada Lapangan Sanaman Mantikei.
Saat memotivasi, Naudi secara aktif berpindah posisi memanfaatkan 6 layar proyektor di sepanjang tribun penonton. Dia menyebut pelajar sebagai generasi penerus bangsa harus memiliki dan menguasai Intelegent Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ), Spiritual Quotient (SQ) dan Adversity Quotient (AQ). Naudi menyatakan selain kecerdasan dan kemampuan logis, para pemuda harus dapat menguasai emosi dan didukung oleh ketakwaan dan berharap kepada Tuhan serta kemampuan bertahan terhadap tantangan hidup.
Dia mencontohkan kesamaan beberapa tokoh nasional serta internasional yakni fokus terhadap apa yang mereka kerjakan dan terus belajar untuk meraih keberhasilan. “Anak muda berprestasi yang saya panggil tadi, ternyata tipsnya sama yaitu bekerja keras, berdoa dan tidak takut gagal. Intinya jangan menyerah,” tutur Naudi.
Selain motivasi dari Danrem, para peserta juga dihibur oleh atraksi memecahkan balon dengan menusukkan pedang samurai dengan kondisi mata tertutup. Enam balon yang dikempit pada ketiak dan kaki oleh dua MC dapat dipecahkan oleh Lucky Daily dari The Borneo Sorcery. Lucky menyebutnya sebagai hasil fokus dan belajar karena setiap posisi dan gerakan telah mereka ulangi berulangkali sebelum kegiatan agar tidak ada kesalahan.
Usai memberikan materi, para peserta dan prajurit berarak bersama menuju ke lapangan tengah Sanaman Mantikei untuk melaksanakan olahraga dan Senam Maumere. Selain itu juga ada permainan bersama, yakni roda gila dari karpet serta memindahkan hula hup yang seluruhnya merupakan permainan beregu atau berkelompok.
“Permainan ini memupuk jiwa corsa dan kompetisi,” terang Naudi.
Pihak Korem merencanakan kerjasama lebih lanjut dengan pihak sekolah dan mahasiswa yang berada pada masa penting pembentukan karakter, sehingga selain belajar sendiri juga perlu sentuhan serta motivasi positif dari orangtua dan orang lain.
“Tugas pelajar adalah belajar dengan baik, mengisi diri, ilmu, karakter dan emosi, sehingga ke depan kita harapkan menjadi pemuda yang hebat,” harap Naudi. dre