Asprov PSSI Kalteng Gelar Workshop 3 Kompetisi

PALANGKA RAYA/tabengan.co.id – Asosiasi Provinsi (Asprov) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Kalimantan Tengah (Kalteng) menggelar Workshop kompetisi Liga 3 (Liga Nusantara), kompetisi usia 17 tahun dan usia 15 tahun pada Minggu (3/8) di City Inn Hotel, Jalan Antang.

Ketua Umum Asprov PSSI Kalteng, Leonard S Ampung yang diwakili Wakil Sekretaris, H Elbadi Fardian mengatakan, kegiatan ini sebenarnya digelar pada awal Agustus, namun karena ada kegiatan HUT RI sehingga dimundurkan jadwal pelaksanaannya.

“Sebenarnya kegiatan kita ini agak tertunda, seharusnya sebelum tanggal 17 Agustus, tapi banyak agenda kegiatan di HUT RI, sehingga kita mundurkan jadwalnya, dan kegiatan ini merupakan cikal bakal perbaikan administrasi di klub,” kata Elbadi.

Setiap klub yang akan berlaga di Liga 3, katanya, sudah harus tertib administrasi, karena tampil di kompetisi semi profesional, jika meraih juara ditingkat provinsi maka akan lanjut berkompetisi di tingkat nasional untuk memperebutkan tiket lolos Liga 2 yang merupakan kompetisi kasta kedua, dan pengelolaannya sudah profesioanal.

Setiap klub yang tampil di Liga 3, jelasnya, setidaknya sudah harus memiliki NPWP, berbadan hukum dan mempersiapkan kebutuhan anggaran, karena jika juara di tingkat provinsi maka harus ke tingkat nasional, dan semua anggaran itu merupakan tanggung jawab dari klub yang bersangkutan.

Asprov PSSI Kalteng juga sangat menyayangkan ketidakhadiran dari beberapa asosiasi kabupaten (Askab) PSSI dalam kegiatan workshop ini, yang tidak hadir diminta untuk membuat laporan secara tertulis alasan ketidakhadiran, karena pada saat diundang juga secara tertulis kepada Asprov PSSI, karena setelah kegiatan workshop ini selesai langsung di laporkan ke PSSI Pusat sebelum kompetisi digelar.

Ditambahkan Budiyantoro, anggota exco bidang kompetisi, pembukaan Liga 3, usia 15 dan usia 17 akan dijadikan satu. Namun dalam kompetisi Liga 3 ini, ada beberapa aturan baru dari PSSI Pusat yang harus disosialisasikan kepada para klub peserta melalui Askab dan Askot.

“Ada regulasi baru yang perlu disosialisasikan, diantaranya klub peserta itu harus betul-betul diharapkan konsisten, misalnya harus terdaftar di PSSI, harus berbadan hukum, NPWP, artinya klub ini sekarang ada dan besok nggak ada, harus kuat dari bawah, karena pengelolaan harus semi profesional,” kata Budi.

Klub yang berkompetisi di Liga 3 merupakan cikal bakal masuk ke Liga 2 jika berhasil meraih juara ditingkat nasional, sehingga kepengurusan klub juga harus semi profesional, pengurusnya yang bonafit dan tidak hanya asal-asalan saja. yml