Korban Banjir Barut Belum Ketemu

MUARA TEWEH/tabengan.com – Warga Desa Sabuh, Kecamatan Teweh Baru, Kabupaten Barito Utara (Barut), yang tenggelam saat desa dilanda banjir akibat meluapnya Sungai Teweh (anak Sungai Barito) sampai kini masih dicari.

“Korban tenggelam pada Kamis (30/11) pagi sekitar pukul 06.30 WIB, hingga Jumat malam atau hari kedua masih belum ditemukan,” kata Tian Kalpian warga Desa Sabuh Kecamatan Teweh Baru, ketika dihubungi dari Muara Teweh, Jumat malam.

Menurut Tian, korban lelaki bernama Manyin (50) yang sehari-hari dibiasa dipanggil Ludor alias Riduansyah ini merupakan warga asal Desa Muara Wakat, Kecamatan Teweh Timur, dan baru sekitar empat tahun menetap di Desa Sabuh.

Saat kejadian pagi tadi korban bersama empat orang warga setempat termasuk anaknya menggunakan perahu bermotor kecil (ces) menyeberang di Sungai Teweh menuju tempat tinggalnya di pinggiran jalan perusahaan HPH PT Austral Byna.

Biasa kalau banjir, sungai meluap dan melewati ujung jembatan Desa Sabuh.
“Nah saat menyeberang itu perahu (klotok ces) korban terbawa arus karena kuatnya arus dan terbentur tiang listrik hingga karam,” katanya.

Saat kelotok ces terbalik semua penumpang terjun ke sungai. Namun korban tenggelam sedangkan warga lainnya termasuk anak korban selamat.

Pencarian oleh tim SAR diantaranya dari BPBD Barito Utara, Polsek, Koramil Teweh Tengah serta Camat Teweh Baru Ajirni dan Sekretaris Kecamatan Adi Suwarman ikut melakukan pencarian.

Selain itu pencarian juga dilakukan relawan dari masyarakat dan Pemerintahan Desa Sabuh serta warga dari desa terdekat diantaranya Desa Muara Wakat, Gandring dan Kelurahan Jambu.

Upaya pencarian dengan menyisir Sungai Teweh sampai wilayah hilir Muara Sei Sikui atau batas Desa Sabuh – Liang Naga.

“Kita harapkan korban segera ditemukan dan kepada warga yang berada di bantaran Sungai Lahei dari Desa Liang Naga, Hajak, Kamendran dan Kelurahan Jambu apabila menemukan korban segera menghubungi aparat desa atau kelurahan setempat, ” kata Sekretaris Kecamatan Teweh Baru Adi Suwarman.

Rendam Kebun Karet
Akibat banjir, ratusan hektare kebun karet milik warga sejumlah desa di Barut sudah lima hari belakangan ini terendam banjir luapan Sungai Barito.

“Akibat kebun karet terendam banjir, usaha masyarakat di tempat kami terhenti total karena komoditas itu merupakan mata pencaharian utama,” kata seorang warga Kelurahan Jambu Kecamatan Teweh Baru, Igang, di Muara Teweh, Jumat pagi.

Banjir yang melanda kabupaten di pedalaman Kalteng sudah memasuki hari lima. Meski berangsur-angsur surut sekitar 0,5 meter, tetapi di Kelurahan Jambu masih terendam banjir bervariasi antara 1-1,5 meter.

Petani karet lainnya, Adiono, warga Dusun Pararawen, Desa Lemo, Kecamatan Teweh Tengah mengakui akibat banjir ini, dia dan warga lainnya tidak bisa menyadap karet.
“Kami berharap banjir cepat surut, karena sudah mengganggu perekonomian warga. Kami juga mengharapkan bantuan dari pemerintah daerah,” katanya lagi.

Banjir yang melanda sejumlah desa di Kabupaten Barito Utara, juga melanda sejumlah kawasan dataran rendah di Muara Teweh.

Banjir yang melanda Muara Teweh ini juga masih merendam sejumlah ruas jalan, di antaranya Jalan Imam Bonjol dan Jalan Merak serta Gang Paraguay Jalan Dahlia dengan ketinggian air sekitar 0,5 meter.

“Banjir mulai surut namun sangat perlahan, kalau tidak hujan di kawasan hulu Sungai Barito atau di wilayah Kabupaten Murung Raya diperkirakan air surut,” kata Bani, warga setempat.

Sementara sejumlah desa di enam kecamatan masih terendam banjir yakni wilayah Kecamatan Lahei, Lahei Barat, Teweh Baru, Teweh Tengah, Teweh Selatan dan Montallat, namun ketinggian banjir sudah mulai surut.

“Kita harapkan banjir cepat surut sehingga aktivitas masyarakat dan sekolah normal kembali,” kata warga Didi warga Muara Teweh. ant