PALANGKA RAYA/tabengan.co.id – Universitas Indonesia bekerja sama dengan seluruh universitas yang ada di Indonesia, khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), melakukan survei terhadap kandidat kepala daerah yang akan maju dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak tahun 2018.
Hal serupa juga berlaku untuk FISIP Universitas Palangka Raya (UPR) dengan membentuk Center for Election and Political Party (CEPP).
Ada 12 nama figur calon wali kota dan 13 nama figur calon wakil wali kota. Dilakukannya survei ini, semata untuk menghitung peluang figur yang akan dipilih dalam Pilkada 2018 mendatang, diharapkan sesuai dengan harapan masyarakat.
Atas hasil survei tersebut, CEPP FISIP UPR menggelar jumpa pers di Aula FISIP Universitas Palangka Raya, Jumat (22/12), dihadiri Wakil Dekan III Jhon Retei Alfrisandi didampingi Ketua Tim CEPP FISIP UPR Anyualatha Haridison, anggota tim, Singgih Manggalaou dan Weldy Waldianto.
Hasil survei sementara CEPP tersebut, terlihat sejumlah nama yang cukup dikenal di Kota Palangka Raya ini mendominasi baik untuk calon Walikota maupun calon Wakil Walikota. Untuk tingkat elektabilitas calon Walikota nama Aries Narang, Sipet Hermanto, Fairid Naparin, Tuty Dau, Agustiar Sabran cukup mendominasi, disusul nama Rusliansyah, Jhon Krisli, Nampung, Rizky Mahendra, Yusliustry Bedry dan Dagut.

Sementara untuk tingkat elektabilitas calon Wakil Walikota nama Habib Said A. Fauzie, Andrey Narang, Maryono, Sigit K Yunianto yang mendominasi hasil survey, kemudian disusul nama Budi Santoso, Heru Hidayat, Rogas Usop, Daryana, Fitriady Yusuf, Suyatno, Yuliandri, dan Fathul Munir.
Untuk nama di kelompok calon Walikota, terlihat persentasenya masih sangat ketat dengan selisih tipis, seperti Aries Narang dengan 18{573a6405f2ae23ef04a9f8a21dcabb3e9c2c46ebbb0bbcda9fafa48e57c1bfd7}, disusul Sipet Hermanto (17,4{573a6405f2ae23ef04a9f8a21dcabb3e9c2c46ebbb0bbcda9fafa48e57c1bfd7}), Fairid Naparin (14,6{573a6405f2ae23ef04a9f8a21dcabb3e9c2c46ebbb0bbcda9fafa48e57c1bfd7}), Tuty Dau (13,4{573a6405f2ae23ef04a9f8a21dcabb3e9c2c46ebbb0bbcda9fafa48e57c1bfd7}), Agustiar Sabran (12,6{573a6405f2ae23ef04a9f8a21dcabb3e9c2c46ebbb0bbcda9fafa48e57c1bfd7}), sementara untuk Rusliansyah (3,7{573a6405f2ae23ef04a9f8a21dcabb3e9c2c46ebbb0bbcda9fafa48e57c1bfd7}), Jhon Krisli (3,1{573a6405f2ae23ef04a9f8a21dcabb3e9c2c46ebbb0bbcda9fafa48e57c1bfd7}), Nampung (2,3{573a6405f2ae23ef04a9f8a21dcabb3e9c2c46ebbb0bbcda9fafa48e57c1bfd7}), dan ada 2 nama yaitu Rizky Mahendra dan Yusliustry Bedry yang sama perolehan 1,4{573a6405f2ae23ef04a9f8a21dcabb3e9c2c46ebbb0bbcda9fafa48e57c1bfd7}, serta Dagut (1,1{573a6405f2ae23ef04a9f8a21dcabb3e9c2c46ebbb0bbcda9fafa48e57c1bfd7}), sedangkan pemilih yang tidak tahu sebesar 10,9 persen.
Sedangkan di kelompok calon Wakil Walikota, ada 4 nama yang teratas seperti Habib Said A. Fauzie dengan 22,3{573a6405f2ae23ef04a9f8a21dcabb3e9c2c46ebbb0bbcda9fafa48e57c1bfd7}, disusul Andrey Narang (22{573a6405f2ae23ef04a9f8a21dcabb3e9c2c46ebbb0bbcda9fafa48e57c1bfd7}), Maryono (15,4{573a6405f2ae23ef04a9f8a21dcabb3e9c2c46ebbb0bbcda9fafa48e57c1bfd7}), Sigit K Yunianto (10,6{573a6405f2ae23ef04a9f8a21dcabb3e9c2c46ebbb0bbcda9fafa48e57c1bfd7}), sementara Budi Santoso (4,3{573a6405f2ae23ef04a9f8a21dcabb3e9c2c46ebbb0bbcda9fafa48e57c1bfd7}), Heru Hidayat (4{573a6405f2ae23ef04a9f8a21dcabb3e9c2c46ebbb0bbcda9fafa48e57c1bfd7}), Rogas Usop (2,6{573a6405f2ae23ef04a9f8a21dcabb3e9c2c46ebbb0bbcda9fafa48e57c1bfd7}), Daryana (2,3{573a6405f2ae23ef04a9f8a21dcabb3e9c2c46ebbb0bbcda9fafa48e57c1bfd7}), dan ada 3 nama yaitu Fitriady Yusuf, Suyatno, Yuliandri dengan perolehan sama 1,7 persen, serta Fathul Munir (0,6{573a6405f2ae23ef04a9f8a21dcabb3e9c2c46ebbb0bbcda9fafa48e57c1bfd7}), sedang pemilih yang tidak tahu sebesar 10,9 persen.
Wakil Dekan III FISIP UPR Jhon Retei dalam sambutan singkatnya menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas langkah yang diambil oleh Tim CEPP FISIP UPR dalam melakukan survei tersebut. Survei ini dilakukan guna memetakan perilaku pemilih menjelang Pilwalkot.
“Bagaimanapun, saat ini elektabilitas para figur akan sangat berpengaruh, dan sangat cepat berubah. Saat ini mungkin elektabilitasnya sangat tinggi, bukan tidak mungkin, dalam beberapa waktu ke depan elektabilitas itu akan berubah dengan drastis. Sebagai contoh, kasus yang menimpa mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama atau Ahok. Sebelum terjadinya kasus penistaan agama, elektabilitas Ahok sangat luar biasa. Ketika kasus itu mencuat, elektabiltas menurun drastis. Ini sebagai contoh perubahan elektabilitas,” kata Jhon.
Sementara itu, anggota Tim CEPP, Weldy Waldianto, menjelaskan, survei dilakukan pada 7-15 Desember 2017 di 5 kecamatan dan 30 kelurahan di Palangka Raya. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik multistage random sampling, margin of error 4,9{573a6405f2ae23ef04a9f8a21dcabb3e9c2c46ebbb0bbcda9fafa48e57c1bfd7}. Responden terpilih berjumlah 400 orang dan diwawancarai dengan tatap muka responden.
Quality Control validitas data akan dilakukan spot check oleh Koordinator Lapangan terhadap data yang telah terkumpul, terhadap 10 persen total sampel.
Dikatakan Weldy, kriteria responden terdiri atas usia 17 tahun atau telah menikah.
Responden pengganti diberlakukan apabila berhalangan tetap, contoh meninggal dunia, sakit, bepergian dalam waktu lama dan tidak mampu berkomunikasi dengan baik berada pada satu RT terpilih. Analisis statistik deskriptif dengan bantuan program SPSS. Responden yang digunakan mengacu pada daftar pemilih tetap pada waktu pelaksanaan pemilihan gubernur 2015 lalu.
Setiap kecamatan, ditentukan persentase responden yang akan disurvei. Dimulai dari Kecamatan Rakumpit jumlah DPT 2.876, sampel 10 responden dengan persentase 2,5{573a6405f2ae23ef04a9f8a21dcabb3e9c2c46ebbb0bbcda9fafa48e57c1bfd7}. Dilanjutkan dengan Kecamatan Bukit Batu jumlah DPT 9.069, sampel 20 responden, dengan persentase 5{573a6405f2ae23ef04a9f8a21dcabb3e9c2c46ebbb0bbcda9fafa48e57c1bfd7}, Kecamatan Jekan Raya jumlah DPT 103.801, sampel 200 responden dengan persentase 50{573a6405f2ae23ef04a9f8a21dcabb3e9c2c46ebbb0bbcda9fafa48e57c1bfd7}, Kecamatan Pahandut jumlah DPT 66.378, sampel 140 responden, dan persentase 35{573a6405f2ae23ef04a9f8a21dcabb3e9c2c46ebbb0bbcda9fafa48e57c1bfd7}. Terakhir Kecamatan Sebangau dengan jumlah DPT 13.827, dan sampel 30 responden, persentase 7,5{573a6405f2ae23ef04a9f8a21dcabb3e9c2c46ebbb0bbcda9fafa48e57c1bfd7}.
Sampel sebanyak 400 responden ini diprediksi akan mampu memberikan keterwakilan terhadap suara pemilih di dalam RT ataupun kecamatan itu.
Dijelaskan Weldy, saat responden yang ditemui tidak berada di tempat, meninggal dunia, atau pergi dalam waktu yang lama, maka diambil langkah ke rumah responden selanjutnya yang berada di sebelah kanan, atau kiri, dengan catatan masih dalam satu RT. Langkah ini diambil sebagai bentuk harapan bahwa pilihan yang diberikan itu masih terwakilkan.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan itu, lanjut Weldy, warga yang memberikan hak pilihnya didominasi suku Dayak dengan 42,3 persen, dilanjutkan suku Jawa 28,6 persen, dan suku Banjar 26 persen. Sementara beberapa suku seperti Batak, Sunda, Bugis, Melayu, dan Minahasa rata-rata di bawah 1 persen. Bicara agama, sudah tentu yang paling banyak sebagai responden adalah agama Islam, dilanjutkan Kristen Protestan, Hindu, Katolik, dan terakhir Budha.
Menariknya, dari seluruh figur yang ditampilkan ada sejumlah nama tidak dimasukkan oleh tim survei. Diantaranya, Hamdani, Norlaina Riban Satia, Ida Bagus Suprayatna, dan Roijikinoor. Padahal beberapa figur ini merupakan orang yang dianggap sangat berpengaruh. Sebagai contoh Norlaina Riban Satia yang merupakan istri dari Wali Kota Riban Satia.
Singgih Menggalou menyebut, memang benar Riban Satia memiliki pengaruh besar dalam dunia politik, tapi apakah istrinya akan sama pula. Karena, masyarakat belum pernah menyaksikan yang bersangkutan berpidato atau menyampaikan arahan politik. Hal ini berbeda dengan sosok istri mantan Presiden RI, Ani Yudhoyono, yang dengan sangat fasih berpidato, ataupun keberadaannya dalam partai politik. Ded