PANGKALAN BUN/tabengan.co.id – Yani Ato (6), anak yang menderita kekurangan gizi dan dirawat di Ruang Isolasi RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun menghembuskan napas terakhir pada Rabu (17/1) pukul 18.23 WIB. Yani Ato berpulang untuk selamanya tanpa didampingi kedua orang tuanya.
Sungguh miris nasib yang dialami bocah cantik Yani Ato. Di saat dia tengah berjuang melawan sakitnya, Antonius (bapak tirinya) pun pergi entah ke mana tanpa meninggalkan jejak apa-apa. Bahkan, pihak rumah sakit pun kesulitan menghubungi Antonius karena nomor telepon selulernya sudah tidak aktif lagi. Sedangkan Erni Evradina, ibu Yani Ato sendiri telah lebih dulu meninggal pada 4 Januari 2017 lalu.
“Antonius, bapak tirinya Yani Ato, meninggalkan putrinya sejak seminggu yang lalu. Kami pun terus menghubungi HP-nya, tapi tidak aktif. Meski demikian, kami tetap melakukan perawatan terbaik bagi Yani Ato yang terkena penyakit marasmus atau kekurangan gizi,” terang dr Hardino, Kepala Seksi Rawat Jalan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun kepada Tabengan, Kamis (18/1).
Menurut Hardino, pasien Yani Ato sempat mengalami perubahan yang baik. Berat badannya pun sudah mengalami kenaikan jadi 8,6 kg. Bahkan Yani sempat bisa bermain ditemani Tim Relawan Kobar yang selama ini selalu mendampingi Yani.
“Yani Ato dirawat di rumah sakit ini pada tanggal 28 Desember 2017. Saat itu pasien mengalami diare hebat, sehingga dokter spesialis anak dalam tindakan medisnya menghentikan diarenya yang kemudian dilanjutkan dengan perbaikan gizi. Alhamdulillah ada perkembangan, bahkan alat-alat yang memantau kesehatannya pun sempat dilepas karena sudah ada perkembangan yang baik,” terang Hardino.
Namun tiba-tiba, kata Hardino, dua hari terakhir sebelum Yani meninggal, kondisi kesehatannya menurun dratis karena mengalami sepsis atau infeksi secara keseluruhan.
“Sebelum meninggal, Yani mengalami masa kritis meski dalam keadaan sadar namun semuanya mengalami penurunan, dan akhirnya pasien pun menghembuskan napas terakhir pada Rabu (17/1) pukul 18.23 WIB,” terangnya.
Hardino menambahkan, karena Yani ini termasuk anak yang ditelantarkan oleh bapak tirinya, bahkan tidak ada keluarganya, jenazah Yani pun kemudian diserahkan kepada Dinas Sosial Kabupaten Kobar untuk diurus terkait pemakamannya.
Sementara itu, Kepala Dinsos Kabupaten Kobar Gusti Nuraini mengatakan, pada Kamis (18/1), pihak RSUD Sultan Imanudin Pangkalan Bun menyerahkan jenazah Yani Ato yang meninggal akibat gizi buruk kepada Dinsos Kabupaten Lamandau, lalu diserahkan kembali kepada Dinsos Kobar.
“Untuk proses pemakamannya, selanjutnya kami menyerahkan kepada relawan Kobar yang selama ini memang yang menjaga Yani Ato selama dirawat. Pemakaman Yani Ato di Km 12, Kelurahan Baru Pangkalan Lima, Pangkalan Bun pada pukul 10.30 WIB,” terang Gusti Nuraini. c-uli