PALANGKA RAYA/TABENGAN.COM – Gambaran kinerja pertumbuhan perekonomian Provinsi Kalimantan Tengah masih dinilai mengkhawatirkan.
Pasalnya, memasuki tahun 2021 kinerja perekonomian Kalteng tumbuh masih kurang baik dibandingkan sejumlah provinsi lainnya di Tanah Air.
Malahan, perekonomian Kalteng di skala nasional justru menjadi salah satu provinsi yang masuk kategori terburuk di antara provinsi lain di Indonesia. Kondisi pertumbuhan perekonomian Kalteng di triwulan I-2021 terkontraksi sebesar 3,12 persen.
Grafik BPS secara nasional terhadap kinerja pertumbuhan perekonomian 19 provinsi, memperlihatkan bahwa posisi Kalteng satu tingkat di atas Provinsi Bali yang paling tersuruk.
Provinsi Bali yang mengandalkan pariwisata masih tercatat sebagai wilayah dengan kinerja ekonomi terburuk. Pada kuartal I-2021, perekonomian Bali menyusut 9,8 persen, terburuk di antara seluruh provinsi.
Selain itu, sejumlah provinsi penghasil tambang dan perkebunan juga mengalami penurunan serupa. Dari Provinsi Kalimantan Timur hingga Provinsi Sumatera Utara, kinerja perekonomiannya juga masih minus.
Sebelumnya, Kepala BPS Kalteng, Eko Marsoro dalam rilisnya, Rabu (5/5) lalu, menyampaikan bahwa perekonomian Kalteng triwulan I tahun 2021 yang diukur berdasarkan Produk Dometik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp39.197 miliar dan atas dasar konstan 2010 mencapai Rp24.620,7 miliar.
Namun demikian, gambaran kondisi ekonomi Kalteng triwulan I-2021 terkontraksi sebesar 3,12 persen dibandingkan triwulan I-2020 (y-on-y).
Dari sisi produksi, kategori dengan kontraksi terbesar adalah Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib yang tumbuh negatif sebesar 27,62 persen.
Kontraksi terbesar didorong oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) yaitu sebesar -9,20 persen diikuti oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar -3,80 persen dan Ekspor sebesar -2,90 persen.
Selanjutnya, bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Kalteng triwulan I-2021 (y-on-y), Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) merupakan sumber kontraksi tertinggi yaitu sebesar 1,48 persen, diikuti Ekspor sebesar 1,43 persen, dan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) sebesar 1,08 persen.
Ditambahkan, ekonomi Kalteng triwulan I 2021 terkontraksi sebesar 2,01 persen dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q). Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa yang tumbuh sebesar 12,69 persen.
Sementara itu, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P), PMTB dan Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) mengalami kontraksi masing-masing sebesar -31,72 persen, -4,59 persen, dan -4,14 persen.
Secara spasial, semua provinsi di Pulau Kalimantan mengalami kontraksi. Kontraksi tertinggi terjadi di Kalteng sebesar 3,12 persen. Sementara kontraksi terendah terjadi di Kalimantan Barat sebesar 0,10 persen.dsn/l-id