PALANGKA RAYA/TABENGAN.COM – Kecelakaan maut terjadi di ruas Jalan Lingkar Dalam Mahir Mahar, Kecamatan Jekan Raya, Kota Palangka Raya. Bus Damri dengan trayek Kabupaten Lamandau-Palangka Raya terbalik usai terjun bebas ke saluran irigasi di pinggir jalan, Rabu (19/5) sekitar pukul 08.00 WIB.
Diduga tidak sempat menyelamatkan diri, satu penumpang bernama Deviana Tresia Sale (24) meninggal dunia dalam insiden tersebut. Sedangkan puluhan penumpang lainnya menderita luka dan cedera ringan.
Informasi yang berhasil dihimpun, korban diketahui bertolak dari Lamandau menuju ke Palangka Raya bersama suami dan anaknya, Bernadus Sale Ndolu (27) dan Febrianus Devan (4) untuk bekerja ke perusahaan di Kabupaten Gunung Mas.
Kecelakaan berawal ketika Bus Damri bernopol KH 7604 AI yang dikemudikan Mahmudin Noor (39) melaju di Jalan Mahir Mahar menuju Terminal AKAP WA Gara. Sesampainya di dekat jembatan, bus tiba-tiba oleng ke sebelah kiri dan masuk ke dalam saluran irigasi.
Penumpang yang panik lalu mencoba menyelamatkan diri melalui kaca depan dan kaca jendela yang telah dipecah. Puluhan penumpang lalu diselamatkan oleh warga sekitar dan petugas kepolisian dari Polda Kalteng dan Polresta Palangka Raya.
Beberapa penumpang yang menderita luka segera dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapat perawatan medis, sedangkan penumpang cedera ringan mendapat pertolongan pertama di lokasi kejadian.
Besarnya badan bus membuat proses evakuasi berjalan cukup lama. Hampir tiga jam setelah kejadian, bangkai bus berhasil ditarik ke darat menggunakan peralatan dari Satbrimob dan Ditsamapta Polda Kalteng serta alat berat.
Kapolresta Palangka Raya Kombes Pol Dwi Tunggal Jaladri melalui Kasat Lantas AKP Rikky Operiady, mengatakan dari hasil pemeriksaan dan pendataan di lapangan, jumlah penumpang di Bus Damri berjumlah 36 orang dengan total 37 bersama supir.
“Hasil pemeriksaan, kecelakaan terjadi karena human error, pertama supir melakukan pengereman mendadak saat mendekati jembatan dan tidak bisa mengendalikan kendaraan, sehingga terjungkir ke sisi sebelah kiri dan masuk ke dalam saluran irigasi,” katanya di Mapolresta.
Meski demikian, lanjutnya, supir bernama Mahmudin Noor, masih ditetapkan sebagai saksi karena peningkatan status harus melewati proses gelar perkara.
“Walaupun dari kronologis kejadian mengarah ke supir, tapi penetapan
tersangka harus berdasarkan gelar perkara. Saat ini pemeriksaan saksi-saksi masih kita lakukan,” tegasnya.
Sedangkan supir Bus Damri, Mahmudin Noor, mengungkapkan jika kejadian itu berawal saat ia bermaksud mengurangi kecepatan bus ketika hendak menaiki jembatan yang sedikit memiliki gundukan. Ketika di rem, bus tiba-tiba oleng ke sebelah kiri dan susah untuk dikendalikan.
Upaya untuk membanting setir ke sebelah kanan sudah dilakukan, namun bis tetap mengarah ke sebelah kiri. Hingga akhirnya bagian depan menabrak pagar pembatas jembatan dan terjun ke saluran irigasi.
“Kalau saya menyetir dari Terminal di Sampit, sebelumnya dari Lamandau disetir oleh supir lainnya. Memang waktu di Lamandau sempat mengecek kondisi bus karena ada kebocoran rem, namun telah dicoba kembali dan berfungsi,” ucap warga Jalan Buncis, Palangka Raya tersebut.
Sementara, Yuke, penumpang bus yang selamat menuturkan jika bus tiba-tiba saja oleng ke sebelah kiri setelah mengerem mendadak. Setelah masuk ke saluran irigasi, penumpang menyelamatkan diri dari
jendela-jendela yang telah pecah.
“Korban yang meninggal dunia itu posisinya di bagian belakang bus. Saya dari Lamandau menjenguk anak, tujuan ke Kapuas,” urainya. fwa