PULANG PISAU/tabengan.com – Nasib memprihatinkan dialami Rerenatalia alias Reren (15). Anak dari pasangan Kawung-Mariani asal Desa Gohong, RT 02, Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau ini, sudah puluhan tahun terakhir kondisi tubuhnya kian lemah dan tampak kurus.
Reren sebelumnnya diketahui mengidap demam tinggi dan penyakit otak (Cerebral Palsy) saat masih balita, hal ini karena kurangnya tindakan dan perawatan. Kondisinya Reren pun saat ini makin mengkhawatirkan, terlebih setelah kedua kakinya tak bisa lagi digerakkan. Hingga saat ini, dirinya sudah benar-benar lumpuh, kaki dan tangan serta sekujur tubuhnya makin kurus.
Kedua orang tuanya hanya bisa pasrah melihat kondisi anaknya yang semakin hari semakin memburuk. Meski sebelumnya sudah berjuang semaksimal mungkin dalam penyembuhan anaknya, namun karena terkendala biaya, mengingat pekerjaan orangtuanya hanya buruh serabutan, terpaksa pengobatan tidak dapat dilanjutkan.
Hal itulah yang menyebabkan kedua orangtuanya akhir-akhir ini merasa makin panik dan khawatir dengan kondisi putri kesayangan mereka itu.
“Apa boleh buat mas, kalau keadaan kita seperti ini, untuk biaya pengobatan kita tidak punya. Memang kita ada mendapatkan bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos) sebesar Rp300 ribu. Namun, kadang bisa 4 bulan sekali kami terima,” ungkap orang tua Reren kepada awak media.
Dikatakannya, memang pernah putrinya saat itu mendapat perawatan medis di rumah sakit kabupaten tetangga dan kabupaten setempat sekitar tahun 2003 lalu dengan berbekal BPJS miskin. Namun hanya dirawat beberapa hari, karena keterbatasan ekonomi, sehingga memutuskan untuk dibawa pulang dan dirawat seadanya.
Respon Dinkes
Setelah mendapat informasi tersebut, pada Selasa (27/2) lalu, Reren akhirnya mendapat perhatian dan perawatan intensif oleh Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau. Pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat mendatangi kediaman Reren di Desa Gohong untuk melihat kondisi anak tersebut. Selanjutnya, pihaknya membawa bocah tersebut ke Rumah Sakit Daerah Pulang Pisau untuk mendapatkan perawatan lebih intensif.
“Kita sudah membawa anak tersebut ke RSUD Pulpis. Kita harapkan anak tersebut dapat berangsur membaik,” ujar Kepala Dinkes Pulpis dr Muliyanto Budihardjo, melalui telepon selulernya.
Selanjutnya dikatakan Muliyanto, pihaknya dalam kasus ini akan terus mengupayakan penanganannya semaksimal mungkin. Namun juga, tambahnya, tetap dibantu dari pihak orang tua ataupun keluarga yang bersangkutan untuk melatih pergerakan tubuh si anak, khususnya pada bagian kaki dan tangan.
“Yang pasti kita tetap berupaya sebaik mungkin dalam menangani panyakit anak ini, yaitu dengan kita lakukan perawatan intensif. Namun juga di sini peran orang tua juga sangat penting dalam proses penyembuhannya,” terang Mul menjelaskan.
Ditegaskan MUl, terkait simpang siurnya dikalangan masyarakat bahwa Reren tersebut mengalami gizi buruk. Ia membantah, bahwa dengan usia 15 tahun, bukan karena kasus gizi buruk, melainkan Reren mengalami penyakit deman tinggi hingga ke otak yang disebut pada istilah kedokteran Cerebral Palsy yang diderita sejak lahir.
“Reren itu bukan karena gizi buruk, tetapi mengalami penyakit Cerebral Palsy. Sekarang kondisinya setelah kita berikan perawatan intensif sudah mulai membaik, dan sekarang masih diberikan perawatan,” tandasnya. c-mye