39 Desa di Kobar Rawan Pangan

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (BappedaLitbang) Kobar Prof Juni Gultom

PANGKALAN BUN/TABENGAN.CO.ID- Dari 94 desa/kelurahan se-Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), 39 masuk kategori desa rawan pangan. Hal ini menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Kobar agar tidak terjadi krisis pangan, mengingat Kobar masih tergantung pasokan kebutuhan dari luar daerah.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (BappedaLitbang) Kobar Prof Juni Gultom mengatakan, tingkat ketergantungan pangan Kobar dengan daerah lain masih cukup tinggi. Ini patut menjadi perhatian masyarakat maupun pemerintah daerah ke depan untuk menanggulangi persoalan tersebut.

“Harus diakui, Kobar masih tergantung dari luar daerah dalam hal pemenuhan kebutuhan masyarakat. Ini membuktikan lemahnya ketahanan pangan kita lantaran produksi pangan daerah belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat lokal, termasuk di tingkat desa,” kata Gultom, saat sosialisasi penyusunan visi dan misi kepala daerah harus sesuai pada Rencana Program Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kobar, Rabu (17/7).

Bahkan disebutkannya, berdasarkan analisis statistik dan ketahanan pangan daerah menunjukkan ada 39 desa yang terancam rawan pangan. Karena itu, salah satu isu strategis ke depan, ketahanan pangan daerah yang perlu dimasukkan dalam rencana pembangunan daerah, karena ketahanan pangan ini sangat penting.

“Contohnya saja untuk sektor pertanian, meski masyarakat kita ada yang menggeluti menanam padi, akan tetapi hasilnya hanya 3 persen memenuhi kebutuhan masyarakat kita, sementara 97 persennya pasokan dari luar daerah. Untuk itu gerakan menanam ini, suatu gerakan yang sangat luar biasa dalam rangka memperkuat ketahanan pangan kita,” imbuhnya.

Menurutnya, melalui gerakan menanam yang memanfaatkan pekarangan maupun lahan yang kosong ini sangat tepat, diharapkan masyarakat Kobar akan terpacu untuk kembali menanam.

“Ketidakmampuan desa untuk memenuhi pangan di desanya. Sebagaimana kita ketahui 97 persen lebih mendatangkan pangan dari luar pulau, untuk beras sendiri hanya 3 persen yang mampu kita produksi sendiri,” jelasnya.

Kondisi tersebut diperparah dengan berkurangnya luas lahan pertanian sawah dari tahun ke tahun. Saat ini hanya ada beberapa desa yang masih menjadi lumbung beras, di antaranya Desa Teluk Pulai, Desa Berambai Makmur, Desa Sabuai Timur dan Sungai Cabang.

“Berdasarkan analisis perlu menjadi perhatian ke depan. Dari Dinas Pertanian sudah mengkaji lahan pangan berkelanjutan, sehingga food estate di Kobar nanti bisa terwujud dengan baik,” pungkasnya. c-uli