Ahli Gizi Soroti Kebersihan Makanan Gratis Palangka Raya

Adisty Cynthia Anggraeni

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID-Memasuki hari kelima pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Palangka Raya, Jumat (17/1), banyak tanggapan dari masyarakat khususnya siswa dan wali murid yang menilai makanan disajikan kurang higienis. Bahkan, ada makanan yang diduga berbau tak sedap dan basi.

Adisty Cynthia Anggraeni, seorang Ahli Gizi di Kalimantan Tengah (Kalteng) turut angkat bicara menyikapi persoalan tersebut. Menurutnya, makanan bergizi haruslah terjamin dan higienis untuk dikonsumsi oleh para siswa.

“Kalau higienis itu artinya bersih. Jadi kalau kita menyelenggarakan suatu makanan itu harus dipastikan higien dan sanitasi. Untuk higiennya itu dari awal pemilihan bahan baku makanan sampai pendistribusiannya,” jelas Adisty saat diwawancarai Tabengan, Jumat (17/1).

Kalau sanitasi, lanjut Adisty, itu artinya lingkungan tempat mengelola makanan harus bersih. Sehingga pada saat membeli makanan harus dipastikan tempatnya bersih.

“Kemudian jam berapa, di mana, dan apakah ayam tersebut bersih saat dipotong oleh penjualnya, sehingga pada saat membeli bahan makanan harus dipastikan benar-benar higienis. Pemilihan bahan bakunya harus tepat dan harus ayam yang baru dipotong dan segar,” imbuhnya.

Ia menyebut, jangan karena mau mengambil untung banyak dan biayanya kecil, lalu mencari yang murah dan bisa jadi ayamnya sudah ayam kemarin.
“Jadi, dari segi pemilihan bahan baku harus benar-benar bersih dan segar. Sehingga bahan yang sudah dibeli seperti ayam, beras dan lainnya sebelum disimpan harus dibersihkan,” ungkapnya.

Karena faktor kedua kalau tidak memperhatikan kebersihan dari tempat penyimpanan bahan makanan, hal tersebut akan memengaruhi makanannya setelah dimasak.

“Setelah dibersihkan dengan baik, pada saat proses penyimpanan di lemari pendingin harus benar-benar baik dan dalam suhu yang tepat. Seperti beras juga harus disimpan dengan baik tidak mengenai lantai yang berpotensi ada bakteri harus disimpan di tempat yang ada wadahnya,” bebernya.
Hal tersebut, kata Adisty, demi mencegah virus dan bakteri masuk dalam bahan makanan yang sudah dibersihkan tadi.

“Agar tempat penyimpanan bahan makanan bersih demi higienitas makanan yang disajikan nantinya,” katanya lagi.

Kemudian pada saat proses pemasakan, lanjut Adisty, prosesnya harus benar dengan memastikan makanan itu benar-benar matang.
“Setelah dimasak akan ada proses packing atau pengemasan itu lebih enaknya didistribusikan untuk dimakan kurang dari dua jam setelah dimasak. Sehingga pada saat dimakan oleh siswa-siswi itu tepat untuk menghindari makanan kurang baik,” jelasnya.

Ia juga menyebut untuk makanan yang panas jangan disimpan disimpan di wadah kemudian ditutup rapat dan tidak ada aliran udara itu akan menyebabkan makanan bisa basi, walaupun baru saja dimasak.

“Saya menyarankan kalau bisa pendistribusian makanan itu saat di sekolah saja dibagikan kepada siswa. Jadi ada wadah khusus tempat menyimpan bahan makanan agar menjamin higienitas makanan,” bebernya.

Maka dari itu, Adisty mengingatkan perlakuan makanan setelah memasak harus benar diperhatikan, baik dari cara pendistribusian ke tempat pemasakan sampai di sekolah itu memang harus diperhatikan.

“Karena walaupun semua pemilihan bahan sudah baik dan segar, pemasakan juga sudah higienis sesuai dengan yang ditentukan, tetapi pada saat pendistribusian makanan dari tempat pengolahan (SPPG) ke sekolahan itu ternyata tidak aman, itu akan menyebabkan kontaminasi, karena bakteri cepat menyebar,” ujarnya.

Karena banyak faktor yang dapat menyebabkan makanan tersebut basi dari segi perlakuan terhadap makanan yang menyebabkan berkembangnya virus dan bakteri.

“Untuk wadah tempat penyimpanan makanan juga perlu diperhatikan. Untuk makanan panas jangan memakai wadah plastik, karena kurang cocok untuk kuah-kuah atau makanan panas, tetapi kalau untuk makanan oseng dan ayam yang kering itu boleh,” tuturnya.

Idelanya memang, kata dia, memakai omprengan bahan stainles yang sesuai dengan standar. Kalaupun memakai wadah plastik harus memperhatikan makanan dan jangan menyimpan makanan yang panas.

“Sehingga dari awal proses saat belanja, proses pemasakan dan proses pendistribusian itu harus benar-benar diperhatikan agar kualitas makanan dapat higienis demi makanan yang bergizi dan sehat,” pungkasnya. rmp