DPRD dan Bupati Sayangkan Tenggelamnya Kapal Wisata Kotim

DISAYANGKAN-Tampak Wabup Kotim Irawati saat meninjau lokasi kapal karam. Inset Bupati Kotim Halikinnor dan Anggota Komisi III DPRD Kotim Riskon Fabiansyah. FOTO ISTIMEWA

SAMPIT/TABENGAN.CO.ID – Komisi III DPRD Kotawaringin Timur (Kotim) menyayangkan peristiwa tenggelamnya kapal wisata susur sungai milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur (Kotim), yang dikelola Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) setempat.

Anggota Komisi III DPRD Kotim Riskon Fabiansyah mengatakan, kejadian tersebut tentunya menjadi preseden buruk bagi pengelolaan aset parwisata di daerah itu. Dan ini juga menjadi salah satu barometer, kurang optimalnya pengelolaan, pemeliharaan dan pemanfaatan aset-aset pariwisata di Kotim.

“Padahal yang kami ketahui untuk aset tersebut reguler setiap tahun dianggarkan pemeliharaannya. Kita melihat, kapal wisata itu letaknya tidak jauh dari perkotaan, tapi pengelolaannya kurang optimal,” kata Riskon.

Sehingga lanjutnya, pihaknya menyarankan kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, agar kedepan mengevaluasi pemeliharaan aset-aset pariwisata serta pengelolaannya.

Pihaknya juga berharap kepada Pemkab Kotim, untuk mempertimbangkan agar aset-aset parwisata yang dirasa berat untuk dikelola oleh OPD terkait, diserahkan saja kepada desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk dikelola, sehingga mendatangkan pendapatan asli daerah (PAD), sehingga tidak mubajir.

“Kita ambil salah satu contoh adalah aset yang ada di Ujung Pandaran yang menelan anggaran tidak sedikit, hampir kurang lebih Rp40 miliar, tapi sampai saat ini belum operasional dengan berbagai macam alasan, sehingga belum mendatangkan manfaat untuk daerah kita,” ungkapnya.

Dirinya juga mempertanyakan, mengapa Pemkab Kotim tidak menyerahkan saja pengelolaan kapal wisata kepada desa setempat. Sehingga desa melalui BUMDes bisa mengelolanya, dan harapannya bisa sebagai salah satu PAD desa.

Terpisah, Bupati Kotim Halikinnor juga menyoroti peristiwa tersebut. Menurutnya dirinya telah memerintahkan Wakil Bupati Kotim Irawati untuk menangani hal itu dengan memanggil Kepala Dinas, termasuk Kepala Bidang dan pengelola yang menangani kapal wisata tersebut.

“Saya juga menyayangkan kenapa sampai peristiwa itu terjadi, kenapa sampai teledor bahkan sampai kapal itu tenggelam. Saya tidak tahu apa permasalahannya informasinya bocor, namun saat ini tengah ditangani Bu Wabup,” ujarnya, Rabu (22/1).

Saat ini dirinya masih menunggu laporan dari Wakil Bupati mengenai kondisi kapal tersebut. Apalagi menurutnya, kapal wisata itu merupakan aset yang selama ini sangat bermanfaat dan menunjang dunia pariwisata khususnya di kota Sampit. Meskipun diakuinya memang kondisi kapal tersebut sudah tergolong cukup tua.

“Untuk itu saya masih menunggu laporannya,apa yang menjadi penyebab utamanya saya belum tahu persis,” tuturnya.

Sementara itu Wakil Bupati Kotim Irawati menambahkan, berdasarkan informasi dari Kadisbudpar kapal tersebut mengalami kebocoran kapal yang parah dan sudah berulang-ulang dilakukan penambalan. Saat ini kapal tersebut, akan dilakukan pengangkatan kapal dan saat ini sudah dilakukan nego harga dengan tim penyelam.

“Kerugian sekitar Rp800 juta terhitung dari barang tersebut dan memang kondisi kapal sudah tidak layak oleh sudah tua 20 tahun lebih serta anggaran pemeliharaan minim menurut Kadisbudpar,” pungkasnya. c-may