Hukrim  

Istri Temukan Suami Gantung Diri

KASONGAN/tabengan.co.id – Izin pamit buang air kecil ke belakang rumah, Agus (27) warga Jalan Bawi Ota, Desa Telok, Kecamatan Katingan Tengah, malah nekat mengakhiri hidupnya.

Agus ditemukan istrinya Yuli (24) dalam keadaan tak bernyawa tergantung dengan seutas tali di batang pohon duku belakang rumah, Rabu (24/7) sekitar pukul 01.00 WIB.

Kapolres Katingan AKBP E Dharma Bahagia Ginting SIK melalui Kapolsek Katingan Tengah Iptu Eko Priono membenarkan kejadian tersebut. Pihaknya mendapat laporan warga bahwa ada warga Desa Telok yang tewas gantung diri.

Dari keterangan istrinya, saat itu korban pamit ke belakang rumah untuk buang air kecil. Namun, hingga pukul 01.00 WIB, korban tidak kembali. Yuli kemudian mencari suaminya. Setibanya di halaman belakang rumah, wanita ini terkejut melihat tubuh suaminya dalam posisi tergantung di pohon duku.

“Karena kaget, istri korban berteriak dan lari memberitahu tetangga yang langsung berdatangan ke TKP. Setelah mendapat laporan kita langsung ke TKP, namun tubuh korban sudah diturunkan oleh pihak keluarga dari gantungan tali yang diikat pada batang pohon duku dalam keadaan sudah meninggal dunia,” kata Eko, Rabu (24/7).

Menurut Eko, anggotanya langsung melakukan pemeriksaan luar terhadap korban dan ditemukan pada celana dalam korban bercak air membasahi celana yang diduga sperma korban. Kemudian, di leher korban terdapat bekas jeratan tali yang digunakan untuk gantung diri dan dari mulut juga mengeluarkan air liur.

Dari hasil pemeriksaan luar tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di sekujur tubuh korban. Petugas juga mengamankan barang bukti berupa tali plastik tambang, pakaian dalam keadaan basah yang diduga bercak sperma, ember warna putih bekas kaleng cat berisi beras yang diduga digunakan korban untuk berpijak mengantungkan dirinya.

“Korban diketahui tidak memiliki masalah dengan siapapun, namun penyebab korban gantung diri diperkirakan depresi karena faktor ekonomi dan tidak memiliki pekerjaan tetap,” ungkap Eko.

Gangguan Pribadi
Sementara itu, Psikolog Klinis dari Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMP), Esti menyampaikan pandangannya terhadap fenomena gantung diri ini sebagai sebuah peristiwa yang terjadi akibat gangguan pribadi dari si pelaku bunuh diri.

“Fenomena gantung diri ini sangat erat kaitannya dengan depresi. Jadi depresi ini bisa terjadi pada orang-orang yang suka menyendiri atau tertutup, tidak suka berteman dengan orang banyak. Kemudian, saat terjadi masalah dia tidak tahu harus berbuat apa dan pada saat itu dia merasa bahwa bunuh diri itu menjadi satu-satunya solusi untuk menghilangkan permasalahan yang dialaminya,” ujar Esti, yang juga dosen di Prodi Bimbingan dan Konseling (BK) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMP, Selasa (23/7).

Esti menambahkan, rata-rata orang depresi merupakan orang yang selalu berpikiran negatif atas segala sesuatu, sehingga menurut mereka bunuh diri adalah solusi tepat untuk mengakhiri masalah yang menimpa.

Depresi biasanya terjadi pada usia-usia produktif seseorang, yaitu sekitar umur 15-40 tahun. Faktor-faktor penyebab depresi biasanya lingkungan, ekonomi, dan kesehatan. c-sus/bob