April, Puncak Covid-19 di Palangka Raya

PALANGKA RAYA/tabengan.co.id – Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Doris Sylvanus Palangka Raya, dr Yayu Indriaty, mengatakan, trekking komunitas merupakan suatu metode yang kita gunakan untuk mengisolasi wilayah apabila ada salah satu hasil positif yang kita dapatkan dari hasil pemeriksaan laboratorium.

“Dengan adanya dua pasien yang dinyatakan positif Covid-19 saat ini, petugas di lapangan, yaitu Dinas Kesehatan, BPBD, Kepolisian, TNI dan lainnya telah melakukan pelacakan untuk menemukan jejak historis yang kontak erat dengan pasien tersebut,” ungkap dr Yayu, saat, press rilis, di Media Center Gugus Tugas Covid-19 Kalteng, Minggu (22/3).

Dari hasil sementara, lanjut dr Yayu, diketahui orang yang pernah kontak dengan kedua pasien positif tersebut berjumlah 6 orang, mereka sudah diarahkan ke RSUD dr. Doris Sylvanus untuk dilakukan pemeriksaan

Jadi yang diduga kontak erat dengan pasien, pada dua hari yang lalu sudah datang ke RSUD dr. Doris Sylvanus dan kita periksa semua. Dari hasil pemeriksaan tersebut, ada beberapa yang kita golongkan Orang Dengan Pemantauan (ODP) dan ada 2 yang digolongkan Pasien Dengan Pengawasan (PDP), yaitu sebagai temannya.

“Jadi jangan khwatir, bahwa yang PDP sudah ada bersama dengan kami di RSUD dr. Doris Sylvanus,” ujarnya menenangkan.

Diungkapkanya juga bahwa pasien tersebut kenapa harus diisolasi, agar transmisi atau penularanya bisa diputus. Sehingga diharapkan kalau ada masyarakat yang merasa pernah melakukan kontak erat dengan orang yang dicurigai mengalami dan gejala covid 19, agar sesegera mungkin melaporkan diri ke rumah sakit untuk diperiksa, agar datanya lengkap. Dengan data yang lengkap, maka kita akan bisa memberi informasi yang sejelas-jelasnya,biar nantinya tidak merugikan keluarga yang bersangkutan.

“Jadi ini bukan sesuatu yang harus kita takuti dan ini bukan aib, karena siapa saja berpotensi kena. Ini kita belum mencapai puncaknya, nanti kita akan sampai mencapai puncaknya, sehingga bukan tidak mungkin akan banyak sekali yang akan terdiagnosa positif. Namun selama kita menjaga transmisi ini, mudahan hal tersebut bisa kita hindari,” harap dr Yayu. Untuk itu ia meminta masyarakat, agar apa yang diinstruksikan pemerintah tersebut dijalankan, tambahnya.

Saat disinggung kapan puncak kasus Covid-19 di Palangka Raya, dr Yayu memprediksi, dari hasil pelacakan epidemiologis sederhana yang dilakukan oleh rumah sakit dan ahli-ahli epidemiologi yang kita kerja sama, dimana dengan ditemukanya dua kasus yang positif tadi, dengan yang kita tau satu orang akan menular ke beberapa orang, dan dari orang itu akan menularkan lagi ke beberapa orang berikutnya.

“Jadi dapat kita ketahui bahwa, apabila tidak kita lakukan pemutusan transmisi, maka yang kita khwatirkan nanti bisa menjadi penularan yang tidak bisa kita kendalikan. Sehingga bisa kita estimasikan bahwa dengan dua kasus primer yang positif ini, kita predikiskan akan mencapai puncaknya pada awal April dan minggu kedua April, khusus di wilayah Palangka Raya,” ungkapnya. Namun kalau kasus positif ini bertambah lagi, maka estimasi puncak covid-19 di daerah ini juga akan bertambah lagi, lanjutnya.

Tetapi kalau kita bisa memutus transmisi tersebut, maka jumlah kasusnya akan turun. Namun kalau kita tidak bisa memutus transmisi ini, maka jumlahnya akan terus meningkat.

“Tapi tadi kita hitung terjadi puncaknya di awal April, sampai minggu kedua April 2020,” paparnya.dkw