Desa Kecil Dilelang Seharga Rp2,2 M

BERLIN/tabengan.com – Sebuah desa yang terletak di bagian timur Jerman dijual dalam sebuah pelelangan dengan harga yang relatif murah. Desa kecil bernama Alwine yang berlokasi di Provinsi Brandenburg itu merupakan sebuah tempat bersejarah yang pernah menjadi bagian dari Perang Dingin.

Alwine pernah menjadi lokasi sebuah pabrik bahan bakar saat Jerman Timur masih menjadi bagian dari blok komunis. Namun, desa yang memiliki luas sekitar 16 ribu meter persegi tersebut mulai mengalami kemunduran setelah runtuhnya tembok Berlin pada 1990.

Rumah Lelang Karhausen memasukkan Alwine sebagai barang yang dilelang dengan harga awal 125 ribu euro atau sekitar Rp1,9 miliar. Desa yang berjarak dua jam perjalanan dari Berlin itu akhirnya terjual pada Sabtu, 9 Desember kepada penawar yang berani membayar sebesar 140 ribu euro (sekitar Rp2,23 miliar).

“Banyak pihak yang tertarik memberikan penawaran pada kami, termasuk dari luar negeri,” kata Juru Bicara dari Karhausen, Matthias Knake sebagaimana dilansir Deutsche Welle, Minggu (12/10).

Desa itu dijual bersama jalan dan rumah tua dan lapuk yang digunakan dan ditempati oleh 15 penduduk desa.

“Pemenang lelang ingin melakukan sesuatu dengan pembelian ini, untuk kesejahteraan orang-orang yang tinggal di sana,” kata Knake.

Properti di Alwine dimiliki oleh pabrik briket bahan bakar tertua di Eropa saat Brandenburg merupakan bagian dari komunis Jerman Timur. Sekitar 50 orang tinggal di desa yang berada di tengah hutan dekat kota Uebigau-Wahrenbrück itu.

Namun, pabrik tersebut tutup setelah unifikasi Jerman 1990. Banyak warga Alwine yang meninggalkan desa tersebut di tahun berikutnya.

Tanah itu dibeli oleh dua bersaudara pada 2001 untuk dijadikan simbol deutschmark, mata uang Jerman yang saat ini tidak digunakan lagi. Sayangnya, mereka gagal menyelamatkan Alwine. Desa itu tidak memiliki toko, transportasi publik lapuk, dan akhirnya dijual setelah salah satu dari bersaudara itu meninggal dunia.

“Praktis tidak ada yang terjadi di sini sejak pembelian mereka. Uang sewa diambil, tapi sangat sedikit yang dilakukan untuk mengubah kehidupan masyarakat,” kata Wali Kota Uebigau-Wahrenbrück, Andreas Claus. o-zon