Pria “Mati” Pulang ke Rumah

BANGKOK/tabengan.com – Sebuah kasus salah identifikasi terhadap sesosok mayat membuat kepolisian Thailand harus melakukan penyelidikan. Kesalahan tersebut membuat seorang pria dari Sisaket diumumkan telah meninggal dan keluarganya melakukan upacara kremasi untuk seorang pria tak dikenal hampir tujuh bulan yang lalu.

Sakhon Sacheewa, kembali untuk mengunjungi kampung halamannya pada Minggu, 17 Desember setelah bekerja di atas kapal di Kota Nakhon Si Thammarat selama 14 bulan. Tetapi, nelayan berusia 44 tahun terkejut saat keluarganya mengira dia sudah meninggal dan mengkremasi jasad orang lain.

Superintenden Markas Kepolisian Nang Lerng, Bangkok, Kolonel Kampanart Arunkhiriroj mengatakan, polisi telah mengikuti prosedur dalam melaporkan kematian pria tak dikenal yang ditemukan dengan jasad membusuk di sebuah kamar sewaan di Distrik Phra Nakhon.

Polisi menemukan sebuah salinan kartu identitas Thailand tanpa foto, salinan surat pendaftaran rumah tangga dan kartu karyawan perusahaan keamanan dengan nama Sakhon Sacheewa sebelum mengirim mayat tersebut untuk diautopsi di kamar mayat Rumah Sakit Vajira. Pria tak dikenal itu dilaporkan meninggal akibat infeksi perut dan usus dan polisi kemudian menghubungi keluarga Sakhon untuk mengambil jasad tersebut.

Kerabat Sakhon telah mengklaim bahwa jasad yang mereka ambil memiliki gigi depan yang menonjol sementara gigi depan Sakhon sudah hilang. Tetapi, pejabat kamar mayat berkeras bahwa jasad yang mereka autopsi sudah membusuk terlalu parah dan meminta keluarga untuk secepatnya mengambil untuk melakukan upacara keagamaan.

Diwartakan AsiaOne, Kamis (21/12), setelah mengetahui Sakhon masih hidup, Kepolisian Metropolitan Thailand telah menugaskan tim untuk melakukan penyelidikan untuk mencari tahu identitas pria yang ditemukan meninggal itu. Majikan pria yang meninggal itu tidak memiliki catatan sidik jari dan memeriksa catatan finansial untuk mencari kerabat pria itu atau petunjuk lainnya.

Seorang rekan kerja pria itu mengatakan kepada polisi, bahwa korban yang tewas berbahasa Thailand dan berasal dari timur laut.

Sakhon sendiri mengatakan, kartu identitasnya dicuri oleh seorang berkebangsaan Myanmar dan telah melapor untuk mendapatkan gantinya. Sementara polisi menjelaskan bahwa mereka akan terlebih dahulu melakukan penyelidikan sebelum menarik surat keterangan kematiannya dan memberikan kartu identitas baru. Semua proses itu diperkirakan membutuhkan waktu setidaknya sepekan.

Meski sertifikat kematian Sakhon muncul karena kesalahan informasi, keluarga pria itu masih akan mendapatkan ganti rugi karena mereka mengklaim telah menghabiskan 200 ribu baht atau sekira Rp82 juta untuk upacara kremasi.o-zon