Tawuran Antargeng, 30-an Remaja Diamankan

SAMPIT/tabengan.co.id – Puluhan remaja dari dua geng yang berbeda terlibat tawuran di Jalan Jaya Wijaya Kecamatan Baamang, Sampit pada Senin (8/1) sekitar pukul 19.30 WIB.
Kedua geng remaja tersebut yaitu KJM dan BLD saling lempar batu serta membawa senjata tajam. Aksi tawuran tersebut cukup meresahkan warga. Beruntung polisi berhasil membubarkan aksi tersebut dan mengamankan sejumlah remaja.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, tawuran tersebut bermula saat salah seorang anggota geng BLD, yaitu Im, dikeroyok beberapa remaja. Kemudian Im bersama rekannya MA mendatangi geng KJM untuk menanyakan siapa yang menganiaya Im.

Karena saat itu KJM banyak, akhirnya MA dan Im pulang memanggil temannya geng BLD sekitar 15 orang dengan maksud untuk balas dendam, dan setelah ketemu kedua geng saling melempar batu. Tidak berapa lama aparat kepolisian datang, dan geng BLD kabur.

Saat itu, aparat kepolisian berhasil mengamankan sejumlah anggota geng BLD dan KJM. Namun aparat terus bergerak untuk menyisir anggota kedua geng tersebut. Akhirnya Selasa (9/1) pagi, sekitar 30 orang anggota geng tersebut diamankan di Mapolres Kotim untuk diberikan pembinaan, termasuk dengan memanggil orang tua mereka.

Sebagian besar masih menggunakan seragam sekolah. Para remaja anggota geng tersebut sebagian merupakan pelajar SMK di Kota Sampit.

“Kita melakukan penertiban terhadap perkembangan situasi di mana di wilayah Kotim mulai bermunculan geng-geng remaja yang menamakan dirinya dengan berbagai macam julukan,” terang Kabag Ops Polres Kotim AKP Boni Ariffianto, Selasa (9/1).

Disampaikannya, berdasarkan data yang mereka miliki, ada belasan geng yang terdata dan sudah dibubarkan sehingga tidak eksis lagi. “Namun dalam perjalanan waktu, muncul geng-geng baru. Jadi, antargeng ini melakukan tindak kriminal seperti perkelahian, tawuran. Tentunya ini meresahkan warga masyarakat. Oleh sebab itu mulai tadi malam (kemarin malam) kita bersama Polsek Baamang dan Polsek Ketapang, melakukan pembinaan,” jelasnya.

Menurut Boni, pihaknya mengambil satu persatu nama personel geng-geng tersebut. “Jadi ini kita data nama-namanya. Kita masukkan ke database Polres Kotim. Jadi nantinya jika mereka melakukan tindak kriminal nama-namanya kita sudah punya. Dan itu terbawa sampai dengan dewasa karena akan menjadi catatan khusus dari kita,” tandasnya.

Diungkapkan, pihaknya juga berkoordinasi dengan pihak sekolah, terutama guru BK dan kepala sekolah supaya lebih intens dengan perkembangan masalah ini.

“Namun namanya anak-anak, di luar sekolah sudah tanggung jawab orang tua. Jadi lingkungan sosial juga berpengaruh. Jadi ke depan kita minta menjadi atensi tidak hanya kepoisian, tetapi juga pihak sekolah dan orang tua,” tambahnya. c-arb