Dilarang Nyalakan Api Dekat Semburan Pasir di Batuah

KUALA KAPUAS/tabengan.co.id – Kembali semburan pasir yang keluar dari pembuatan lubang sumur bor mengagetkan warga Basarang, Kabupaten Kapuas. Kali ini terjadi di Desa Batuah RT 4, Km 4,5, Kecamatan Basarang.

Tak ayal hal itu membuat warga setempat khawatir. Sebab walaupun ketinggian semburan tak setinggi hari pertama, namun dari lubang bekas pengeboran itu keluar gelembung udara yang besar disertai bau belerang menyengat.

Kejadian ini terjadi tepat di belakang SDN 1 Batuah, pada Minggu (14/1) siang sekitar pukul 15.00 WIB. Berdasarkan keterangan pekerja yang membangun WC sekolah tersebut, pihak sekolah berencana membuat sumur dengan meminta jasa tukang bor.

Pada saat melakukan pengeboran pertama, air yang keluar berbau, sehingga dipindah ke titik kedua yang berjarak sekitar 6 meter. Namun baru beberapa pipa masuk, sekitar 16 meter, tiba-tiba terjadi semburan yang tingginya mencapai 15 meteran.

Kejadian itu sontak membuat pekerja kaget dan menarik perhatian warga sekitar yang langsung berlarian menuju lokasi kejadian. Sebab saat mengeluarkan semburan terdengar suara desiran yang sangat keras.

Kades Batuah Gazali Rahnan yang ditemui di rumahnya mengatakan, semburan yang mengeluarkan pasir putih itu tidak membahayakan. Kejadian seperti ini memang kerap terjadi di wilayah Kecamatan Basarang. “Ketinggian semburan 15 meter sempat terjadi hanya sekitar 15 menit saja. Kejadian seperti ini sudah biasa,” terang Gazali santai.

Pantauan di lokasi, semburan itu mengeluarkan suara sekitar tiga kali per detik. Sementara pasir putih tampak berada di sekeliking lubang dengan diameter sekitar 4 meter tersebut.

Sedangkan lokasi semburan semuanya adalah tanah rawa dan tanah asam. Walaupun pada bekas pengeboran itu masih keluar gelembung-gelembung, namun hal itu tak mengganggu proses belajar mengajar siswa di sekolah.

Menanggapi hal itu Kepala Dinas Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Kapuas Saleh Makki, Rabu, menyebutkan, dari hasil pengecekan sementara petugasnya bahwa percikan atau semburan yang keluar dari lubang sumur bor mengandung gas metan.

Namun kadar gas yang dikeluarkan hanya sedikit dan tidak terlalu membahayakan. Akan tetapi, masyarakat sekitar diminta agar tidak menyalakan korek api di sekitar semburan sumur bor. Khawatirnya kalau di lokasi itu akan menyala dengan skala besar.

“Nantinya kita juga akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memberi pagar, semacam garis batas di sekitar semburan, sekaligus melakukan pengecekan seperti mengambil sampel di lokasi semburan serta melakukan pengecekan dengan alat khusus. Intinya kita akan menindaklanjuti adanya semburan gas itu,” jelas Saleh.

Menurutnya, di seputaran kawasan Kecamatan Basarang selama ini memang menjadi zona gas metan. Namun kadar gas yang dikeluarkan tidak banyak. Fenomena seperti ini juga ternah terjadi di Pulang Pisau. Itu terjadi karena adanya lapisan gambut tempat gas tersebut terjebak dengan skala kecil.

Seperti diketahui, gas metana sebenarnya merupakan salah satu gas yang berbahaya. Gas ini merupakan salah satu dampak efek rumah kaca yang disebabkan global warming. c-yul