SAMPIT/tabengan.co.id – Kebakaran yang menghanguskan sekitar 7 buah rumah dan 1 sekolah di Teluk Dalam Kelurahan MB Hilir Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kotawaringin Timur, Selasa (23/1) sore, masih diselidiki aparat kepolsian.
Pada Rabu (24/1), petugas dari Polres Kotim dan Polsek Ketapang masih meminta keterangan sejumlah saksi dan melihat sisa-sisa kebakaran, termasuk rumah yang diduga menjadi asal api. Saat itu petugas masih menunggu kedatangan Tim Puslabfor Polda Jatim untuk menyelidiki penyebab kebakaran.
Para korban musibah kebakaran tersebut yaitu Rahman (27), Ahmad Ripani (47), Hardiansyah (37), Hadi (47), Anang (63), Jhoni (38), Nuraini (48) dan SDI Daruttaslim.
Sedangkan Musala Darussalam hanya sedikit mengalami kerusakan. Pasca kebakaran, para korban saat ini mengungsi ke rumah saudara dan kerabat mereka.
Sedangkan aktivitas belajar mengajar di SDI Daruttaslim untuk sementara dipindahkan ke SDN 3 Mentawa Baru Hilir. Para pelajar SDI Daruttaslim masuk siang hari.
“Hampir tidak ada barang yang bisa diselamatkan. Seluruh dokumen dan meja kursi hangus. Selain itu, laptop, komputer, printer juga hangus terbakar,” terang Aji Iskandar, Kepala Sekolah SDI Daruttaslim, Rabu (24/1).
Menurutnya, barang yang hangus terbakar yaitu 3 buah laptop, 2 LCD, 4 printer, kemudian ratusan meja kursi.
“Untuk buku pelajaran dan buku perpustakaan saja kerugian kami sekitar Rp110 juta. Belum lagi bangunan dan meja kursi,” terangnya.
Disampaikannya, saat peristiwa kebakaram terjadi dia berada di rumahnya di Jalan Kembali Sampit. Saat tiba di lokasi kebakaran, api sudah menghanguskan bagian lantai II SDI Daruttaslim, sehingga tidak ada barang yang dapat diselamatkan. “Kami memiliki sekitar 92 murid, dan ada 9 orang guru,” jelasnya.
Salah seorang korban kebakaran lainnya, Anang Ridwan (63), mengungkapkan saat kebakaran terjadi dia berada di rumahnya. Api menurutnya berasal dari tetangga sebelah rumahnya.
“Awalnya saya mendengar ada letupan seperti drum di balik. Saat itu saya masih santai saja di rumah. Kemudian terdengar lagi letupan kedua seperti drum di balik. Saat itu saya penasaran dan menengok ke rumah tetangga, dan ternyata api sudah menyala,” terangnya, Rabu.
Anang kemudian berusaha menyelamatkan barang berharga di rumahnya, seperti sepeda motor.
“Saya sempat terjatuh saat akan menyelamatkan sepeda motor. Untung setelah itu banyak yang membantu menyelamatkannya,” kisahnya.
Disampaikan Anang, kerugian yang dideritanya akibat kebakaran tersebut diperkirakan mencapai Rp200 juta. “Banyak barang di rumah yang tidak sempat diselamatkan seperti mesin jahit dan lainnya. Saat ini saya tinggal di rumah saudara di Jalan Tidar,” tandasnya.
Senada dengan itu, korban kebakaran lainnya, Ahmad Ripani (47), mengatakan, saat kebakaran dia sedang berada di pasar. Praktis tidak banyak barang berharga yang berhasil diselamatkan. “Yang sempat dibawa adalah dokumen-dokumen penting saja, anak saya yang menyelamatkannya, karena dia saat itu berada di rumah,” pungkasnya.
Sementara itu, Pemkab Kotim berencana melakukan perombakan total kawasan yang selama ini dikenal sebagai kawasan kumuh di Kota Sampit ini.
Bupati Kotim H Supian Hadi saat mengunjungi lokasi kebakaran tersebut mengungkapkan, dirinya sudah menggelar rapat dengan Ketua RT dan RW setempat, Camat MB Ketapang, Dinas PUPR dan Sekda Kotim terkait penataan kawasan Teluk Dalam.
“Jadi Ketua RT dan RW sudah setuju untuk merombak total kawasan Teluk Dalam ini. Jadi saat ini tinggal kemauan warganya saja lagi. Kalau setuju, maka di 2019 kita anggarkan Rp15 miliar untuk rehab total kawasan ini, kita targetkan ada 100 rumah di 3 RT,” terang Supian Hadi.
Dalam rombak total tersebut, nantinya Pemkab akan membangunkan rumah tipe 36 untuk warga. “Jadi kalau warga setuju, nantinya semua rumah di sini dibangun tipe 36, lengkap dengan listrik dan air serta sertifikatnya,” jelasnya.
Untuk sementara ini, lanjutnya, Pemkab Kotim akan memberikan bantuan bagi warga yang mengalami musibah kebakaran ini. “Insyaallah besok (hari ini) bantuan dari Pemkab akan diserahkan kan kepada para korban,” jelasnya. c-arb