POLEMIK GEDUNG KONI-Edon Mahar: Jadikan Wisata Bangunan Bersejarah

Foto: Eldoniel Mahar

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Penataan kawasan Bundaran Besar Palangka Raya mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak. Khususnya pada malam hari, suasana Kota Palangka Raya semakin memukau dengan hasil penataan tersebut. Namun, rencana penataan kawasan Bundaran Besar untuk merobohkan Gedung Komite Olahraga Nasional (KONI) Kalimantan Tengah (Kalteng) menuai banyak penolakan.

Terbaru, politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Edoniel Mahar turut memberikan tanggapan atas rencana pemerintah merobohkan gedung KONI Kalteng tersebut. Alih-alih merobohkan Gedung KONI, akan lebih baik untuk dilakukan perawatan dan penataan, sehingga kondisinya semakin lebih baik dan menarik.

Menurut Edon Mahar sapaan akrab Eldoniel Mahar, jauh lebih baik apabila gedung KONI Kalteng dilakukan penataan dengan baik. Usia bangunan yang sudah tua, akan menambah keindahan kawasan Bundaran Besar nantinya. Hal itu juga akan semakin mempercantik, dan menjadi objek wisata nantinya.

“Gedung KONI Kalteng akan lebih baik bila dilakukan penataan, dan dijadikan sebagai salah satu aset wisata berupa bangunan tua. Juga dapat dijadikan sebagai wisata bangunan bersejarah yang ada di Kalteng. Penataan gedung KONI Kalteng juga dibarengi dengan penataan UMKM untuk Kawasan Bundaran Besar pula,” pesan Edon Mahar, Selasa (5/3), di Palangka Raya.

Bundaran Besar, kata Mantan Bendahara PSI Kalteng ini, juga menjadi tempat wisata baru yang menarik untuk dikunjungi oleh banyak orang. Ini bisa terlihat, terutama pada sore dan malam hari, semakin banyak orang berduyun duyun datang mengunjungi, serta menikmati suasana baru area bundaran besar yang dilengkapi dengan keindahan lampu modern, air mancur, serta kursi taman.

Banyaknya masyarakat kota yang datang mengunjungi area Bundaran Besar, lanjut Edon Mahar, tentu menimbulkan konsekuensi  baru, yaitu meningkatnya kepadatan lalu lintas, berikut jumlah kendaraan yang diparkir di badan jalan. Ini tentu berpotensi mengganggu kelancaran arus lalu lintas serta  pengguna jalan yang melewati area tersebut.

Menurut Edon Mahar, solusi praktis yang barangkali dapat dipertimbangkan oleh pemerintah, guna mengatasi potensi masalah lalu lintas adalah memanfaatkan area halaman beberapa kantor instansi pemerintah, untuk dijadikan lahan parkir berbayar pada jam-jam padatnya pengunjung bundaran besar.

“Ketimbang membongkar Gedung KONI, yang diduga merupakan salah satu cagar budaya kota ini, lebih baik memugar, dan mempercantiknya, agar tampilan bangunan bersejarah tersebut sesuai dengan kebutuhan jaman, dan bisa diupayakan menjadi aset yang menghasilkan PAD, misalnya dengan menyewakan bagi pedagang UMKM dan/atau menyediakan lahan parkir berbayar bagi pengunjung yang berwisata ke Bundaran Besar,” kata Edon Mahar. ded