DPRD Kalteng Dukung Gubernur untuk Terus Tertibkan ODOL

DPRD Kalteng Dukung Gubernur untuk Terus Tertibkan ODOL
Foto: Anggota DPRD Kalteng Purdiono 

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Asosiasi Gerakan Sopir Jawa Timur (GSJT) melayangkan protes terhadap kebijakan Gubernur Kalimantan Tengah Agustiar Sabran, yang melakukan penertiban terhadap kendaraan Over Dimension Over Loading (ODOL) di wilayahnya. GSJT bahkan mengancam akan memblokir empat pelabuhan utama yang ada di Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sebagai bentuk ancaman.

Menanggapi ancaman tersebut, Anggota DPRD Kalimantan Tengah Purdiono menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Kalteng sudah memiliki regulasi yang jelas mengenai kapasitas maksimal kendaraan yang diperbolehkan melintas.

“Kita kan ada regulasi, ada batasan kekuatan kapasitas jalan maksimal dari provinsi dan nasional,” ujar Purdiono, senin (21/7).

Menurut Purdiono, para sopir seharusnya menyesuaikan muatan kendaraannya agar tidak merusak infrastruktur jalan yang sudah menjadi tanggung jawab pemerintah.

“Saya menegaskan kepada sopir untuk menyesuaikan angkutannya, tidak perlu sampai ada pemblokiran pelabuhan dan sebagainya,” tegasnya.

Politisi Golkar ini juga menyatakan dukungannya penuh terhadap kebijakan Gubernur yang dinilainya sangat tepat untuk menjaga kelangsungan pembangunan di wilayah Kalimantan Tengah.  “Saya tetap mendukung kebijakan Gubernur,” ungkapnya.

Purdiono menjelaskan, Kalteng dengan wilayah yang sangat luas membutuhkan perhatian dan pembangunan yang merata, termasuk di daerah pedalaman. Jika jalan-jalan utama terus dirusak akibat kendaraan ODOL, maka proses pembangunan di daerah yang belum tersentuh bisa terhambat.

“Kita juga dengan luasan wilayah perlu disentuh dengan pembangunan. Kalau itu-itu (jalan rusak akibat ODOL) yang perbaiki, bagaimana nasib saudara-saudara kita di pedalaman yang belum tersentuh pembangunan,” jelasnya.

Politisi ini menambahkan, pembangunan harus berjalan berkelanjutan dan merata. Jika kendaraan ODOL dibiarkan melintas tanpa kontrol, maka kerusakan jalan yang sama akan terjadi berulang kali dan menghambat pembangunan di wilayah lainnya.

“Supaya pembangunan merata. Hari ini di sini, tahun depan lain lagi. Kalau itu-itu terus rusak gara-gara ODOL yang memaksa melintas, bagaimana bisa maju kedepannya Kalteng ini ?” pungkas Purdiono. jef